Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Belanja Daring Kian Bertaji

Kompas.com - 10/12/2015, 20:28 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Situs-situs belanja secara elektronik (e-commerce) mulai bertaji. Situs-situs itu beriklan di televisi. Berdasarkan data yang dirilis Adstensity, aplikasi ads monitoring TV di Indonesia yang dikembangkan PT Sugi Kaca Pariwara, dua produk situs e-commerce masuk ke jajaran sepuluh besar produk terbilang paling jorjoran menggelontorkan uangnya untuk iklan.

Menurut CEO PT Sigi Kaca Pariwara Sapto Anggoro, munculnya e-commerce ke dalam daftar itu merupakan hal yang menarik. Sebab, industri tersebut relatif masih baru. "E-commerce tinggi di 2014 seperti Lazada, OLX, dan 2015 ada lagi Tokopedia dan Traveloka," ujar Sapto saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Berdasarkan data Adstensity, terdapat dua titik tempat iklan produk e-commerce melonjak pesat pada periode Januari-November 2015. Lonjakan itu terjadi pada Juli dan September.

Menurut Sapto lebih lanjut, kenaikan iklan produk e-commerce pada Juli disebabkan adanya  Ramadhan. Saat itu ucap dia, promosi belanja dalam jaringan (online) melonjak pesat.

Sementara pada September, lonjakan iklan e-commerce terjadi lantaran munculnya produk baru yakni MatahariMall.com. Kemunculan produk baru itu membuat persaingan iklan kian kencang.

Dari data Adstensity, ada enam produk e-commerce yang bertaji menggelontorkan uangnya untuk iklan di TV. Keenam produk itu yakni Tokopedia mencapai Rp 559 miliar, Traveloka Rp 553 miliar, OLX Rp 283 miliar, Blibli Rp 237 miliar, Bukalapak Rp 119 miliar, dan Lazada Rp 107 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com