Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Waspadai Tekanan Likuiditas

Kompas.com - 15/01/2016, 11:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memandang stabilitas sistem keuangan tetap terjaga. Hal ini ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan yang cukup kuat. Namun demikian, bank sentral mewaspadai risiko dari sisi likuiditas.

Pada November 2015, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 21,1 persen. Sementara itu,rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada di kisaran 2,7 persen gross atau 1,3 persen net.

Dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 9,8 persen year-on-year (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2015 tercatat sebesar 7,7 persen (yoy).

"Ke depan, perlu diantisipasi adanya tekanan likuiditas sebagai dampak operasi keuangan Pemerintah dan perlambatan pertumbuhan DPK. Bank Indonesia akan terus memonitor dan memitigasi risiko likuiditas agar stabilitas sistem keuangan tetap terjaga," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Kamis (14/1/2016).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menyatakan, terkait kondisi likuiditas, ada sejumlah faktor yang dicermati bank sentral pada tahun 2016.

Salah satu faktor tersebut adalah masih lemahnya pertumbuhan DPK.

Faktor kedua, kata Juda, adalah rencana pemerintah untuk melakukan konversi Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). Kalau direalisasikan, maka rencana ini akan memberikan dampak pula dibandingkan tahun 2015.

"Di tahun lalu, kelebihan di dana-dana di daerah itu cukup besar karena tidak bisa merealisasikan anggarannya. Tapi tahun ini kalau kebijakan konversi ini terjadi, akses yang tidak terlalu besar tidak akan terjadi di 2016. Kewajiban dari dana pensiun, kewajiban dari lembaga keuangan seperti SBN ini akan kita pantau dampaknya deri kondisi likuiditas," papar Juda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com