Data Bloomberg menunjukkan, pukul 08.45 WIB mata uang garuda berada di posisi Rp 13.380 per dollar AS, menguat dibandingkan penutupan kemarin pada 13.454,5.
Kemarin, di pasar spot rupiah menguat 1,15 persen. Sementara kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) melambung 1,1 persen menjadi 13.538.
Rupiah terbang tinggi, memanfaatkan sikap pasar yang wait and see testimoni Gubernur The Fed Janet Yellen.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, mengatakan, penguatan rupiah karena faktor USD yang tengah melemah signifikan. Pasar menanti testimoni Yellen pada Rabu (10/2/2016) malam yang diprediksi dovish, mengingat indikator ekonomi AS yang mengecewakan dalam dua pekan terakhir.
"Ketika ketidakpastian dan pesimisme global melanda, pelaku pasar pasti akan memilih memindahkan aset. Terjadi risk aversion," tutur Josua seperti dikutip Kontan.
Keadaan tersebut menguntungkan rupiah. Faktor internal turut mendukung penguatan rupiah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.