Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biar Aman, Proyek Kereta Cepat Harus Selesai pada Masa Jokowi

Kompas.com - 12/02/2016, 16:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono meminta PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) segera mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Alasannya, agar proyek tersebut dapat selesai dalam era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Jika telah berganti pemerintahan, kebijakan dan komitmen terhadap proyek kereta cepat kemungkinan bisa berubah.

"Yang diminta Pak Hanggoro (Dirut KCIC) itu jaminan politik. Saya pikir wajar. Ini proyek jangka panjang. Jangan-jangan setelah pemerintahan ini, berubah lagi. Maka itu, KCIC harus cepat-cepat bekerja," kata Bambang di kantor Bappenas, Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Bambang mengatakan, belum tentu pemerintahan pasca-2019 memiliki komitmen sama untuk melanjutkan proyek kereta cepat.

Pemerintah sekarang juga akan kesulitan membantu pihak KCIC jika waktunya sudah mepet dengan masa berakhirnya pemerintahan.

"Sekarang kan 2016. Nanti 2018 sudah sibuk dukung-mendukung. Jadi, kalau bisa proyek ini selesai dalam masa periode 2015-2019. Diusahakan secepat mungkin," imbuh dia.

Menurut Bambang, apabila KCIC cepat-cepat melakukan konstruksi maka pemerintah berikutnya akan mempertimbangkan kesungguhan investor dalam proyek tersebut.

Contohnya, kata dia, proyek Jembatan Suramadu yang dimulai pada era Presiden Megawati, tetapi diselesaikan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Sebaliknya, kalau belum kelihatan fisiknya, seperti Jembatan Selat Sunda, kan bisa dibatalkan. Maka dari itu, harus cepat-cepat," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajang Apresiasi Industri Kreatif dan Periklanan Bakal Digelar di Jakarta

Ajang Apresiasi Industri Kreatif dan Periklanan Bakal Digelar di Jakarta

Whats New
2 Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BRI Tanpa ke Bank Antiribet

2 Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BRI Tanpa ke Bank Antiribet

Spend Smart
BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

Whats New
Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Whats New
Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Whats New
4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

Spend Smart
Nilai Rata-rata Transaksi 'Paylater' di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Whats New
Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Whats New
Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Whats New
Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Whats New
KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com