Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komitmen Investasi dari China Turun 94 Persen

Kompas.com - 16/03/2016, 17:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat lima negara dengan komitmen penanaman modal asing (PMA) terbesar pada Februari 2016, yaitu Amerika Serikat, China, British Virgin Islands (BVI), Singapura dan Korea Selatan.

Kendati masih menduduki peringkat kedua, ternyata jika dibandingkan dengan Februari 2015, komitmen investasi dari China menurun drastis.

Berdasarkan data BKPM, nilai komitmen investasi dari China tercatat mencapai Rp 395 triliun.

Angka ini turun sebesar 94 persen dibandingkan Februari 2015.

Kendati demikian, Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Tamba Hutapea yang menangani marketing investasi untuk China mengelak terjadi penurunan minat investasi dari negeri tirai bambu itu.

"Antusiasme dari China sangat tinggi sekali. Kalau kita lihat plus-minus (naik-turun) per bulan, ya wajar dong," kata dia kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Menurut Tamba, terlihat menurunnya komitmen investasi dari China ke Indonesia disebabkan para investor China melakukan ekspansi ke Indonesia melalui negara-negara lain, seperti misalnya Hongkong, Singapura, dan British Virgin Islands.

"China itu masuk ke Hongkong dulu atau membentuk SPV (Special Purpose Vehicle) atau Joint Venture di Singapura atau BVI. Sehingga di catatan kita bukan investasi dari China," ucap Tamba.

Catatan BKPM menguatkan argumentasi Tamba, terlihat dari kenaikan signifikan komitmen investasi dari BVI yang mencapai 505 persen, dan bahkan Hongkong yang meningkat 2.259 persen.

Minat investasi dari China diyakini masih tinggi, terlihat dari antusiasme para pebisnis dalam berbagai pertemuan 'investment summit'.

Tamba mencontohkan, beberapa waktu lalu Duta Besar Indonesia untuk China membawa 100 investor datang ke Indonesia.

"Waktu kita di Beijing dua minggu lalu juga dihadiri 250 investor. Nanti kita mau ke Shanghai atas undangan dari Konjen, katanya sudah ada 75 perusahaan," ungkap Tamba.

BI/M Fajar Marta Investasi Langsung ke Indonesia

Kepastian Hukum

Sementara itu, ketika ditanya alasan China memilih berinvestasi melalui negara lain ketimbang langsung ke Indonesia, Tamba menjelaskan beberapa peraturan di China sendiri tidak fleksibel untuk keluar-masuknya modal.

"Mereka sulit membawa modal langsung ke luar. Jadi hasil ekspor mereka diparkirkan di Singapura, lalu diinvestasikan lagi (ke Indonesia). Kalau (uangnya) sudah masuk daratan (China), mau keluar lagi susah," jelas Tamba.

Meski begitu, dia membenarkan ada juga faktor dari Indonesia yang menyebabkan realisasi investasi dari China terbilang minim.


Indonesia tidak masuk dalam 10 negara tujuan investasi China.

Malaysia menduduki urutan kelima, sedangkan Amerika Serikat menduduki urutan pertama.

Belanja modal China di Malaysia dari 2010-2015 bahkan mencapai 9,6 miliar dollar AS.

Ketika ditanya apa yang membuat China lebih memilih investasi di Malaysia ketimbang Indonesia, Tamba menjawab singkat, "Kepastian hukum".

Sebagai informasi, dua tahun sejak 2014, realisasi investasi dari China di Indonesia baru mencapai 2,1 miliar dollar AS.

Kompas TV Izin Investasi 3 Jam BKPM Berhasil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com