Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Tarif Angkutan Picu Deflasi di April

Kompas.com - 04/04/2016, 10:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber KONTAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan perusahaan-perusahaan jasa angkutan yang akan memangkas tarif, diperkirakan akan menahan laju inflasi pada bulan April 2016 ini. Bahkan, ada potensi pada April ini akan terjadi deflasi, setelah pada bulan Maret 2016 lalu terjadi inflasi 0,19 persen secara month on month (MoM).

Keputusan perusahaan jasa angkutan yang tergabung dalam Organisasi Angkutan Darat (ORGANDA) ini, merupakan dampak dari keputusan pemerintah yang menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 April 2016. Penurunan harga BBM terjadi untuk jenis premium maupun solar.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan BBM yang dilanjutkan dengan pemangkasan tarif angkutan akan memberikan andil terhadap deflasi, yang diperkirakan menyentuh 0,25 persen-0,35 persen pada April.

Sebelumnya, Organda memutuskan untuk menurunkan tarif angkutan dalam kota untuk bus kecil sebesar Rp 500, dan bus kota sebesar Rp 300.

Bahkan deflasi bisa lebih lebar lagi, mengingat pada April juga akan terjadi panen raya. Adanya masa panen raya akan membuat harga pangan semakin stabil. "Tapi pemerintah harus mengamati betul suplai komoditas lain," kata Josua, Minggu (3/4/2016).

Sebab, suplai untuk beberapa komoditas lain dalam beberapa waktu belakangan sedikit mengalami masalah. Nah, komoditas yang selama ini bermasalah harus diamati betul pola pendistribusiannya.

Sebelumnya Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, inflasi harus dijaga hingga akhir tahun tidak boleh lebih dari 4,5 persen. Sementara target pemerintah sendiri dalam APBN 2016 untuk laju inflasi sebesar 4,7 persen.

Meskipun 4,5 persen di bawah target pemerintah, tetapi jika dibandingkan tahun lalu jauh lebih tinggi. Realisasi inflasi tahun 2015 lalu sebesar 3,3 persen.

Sementara menteri koordinato bidang perekonomian menegaskan, pemerintah akan terus menjaga kenaikan harga pangan. Inflasi menjadi salah satu alsaan pemerintah mengapa tidak menurunkan harga BBM menjadi sama dengan harga keekonomian.

Sebab, jika tiba-tiba harga minyak dunia kembali naik, maka harga bbm kembali harus disesuaikan. Sekecil apapun kenaikan harga BBM, dampak inflasinya akan jaug lebih besar dari pengaruhnya terhadap deflasi ketika turun. (Asep Munazat Zatnika)

Kompas TV Organda Enggan Turunkan Tarif Angkutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

Whats New
Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Whats New
AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Whats New
Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Whats New
Butuh Dana untuk Investasi, Adaro Minerals Absen Bagi Dividen Tahun Ini

Butuh Dana untuk Investasi, Adaro Minerals Absen Bagi Dividen Tahun Ini

Whats New
Ciri-ciri Atasan 'Toxic' dan Cara Menghadapinya

Ciri-ciri Atasan "Toxic" dan Cara Menghadapinya

Work Smart
Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Whats New
J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan Sekaligus Penanaman Mangrove

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan Sekaligus Penanaman Mangrove

Whats New
Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Whats New
UNESCO Tetapkan Semen Padang sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

UNESCO Tetapkan Semen Padang sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com