Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Perkuat Pendataan Kegiatan Penangkapan Ikan

Kompas.com - 21/04/2016, 17:49 WIB
GLASGOW, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ingin memperkuat pendataan hasil tangkapan ikan di perairan Indonesia.
 
Tujuannya, agar diketahui seberapa besar potensi perikanan Indonesia sebenarnya.
 
Selain itu untuk memetakan potensi perikanan di masing-masing wilayah perairan terkait jenis dan ukuran ikan.
 
Terkait hal itu, Menteri Susi menjalin kerjasama dengan Traceall Global Limited, perusahaan Skotlandia yang bergerak dalam layanan jasa sistem pendataan harian perikanan secara elektronik atau elektronik logbook.
 
"Sekarang ikan sudah banyak, tapi kita tidak tahu secara pasti berapa banyak ikan yang ditangkap dan seberapa besar potensinya," kata Susi Kamis (21/4/2016) saat berkunjung ke kantor Traceall Global di Glasgow Skotlandia, seperti dilaporkan Wartawan Kompas.com M Fajar Marta.
 
Menurut Susi, pendataan hasil tangkapan harian  merupakan elemen penting untuk menciptakan sistem penangkapan ikan yang memberi manfaat dan berkesinambungan.
 
Dalam kesempatan tersebut disepakati kerjasama ujicoba (pilot project) untuk mencoba sistem dan aplikasi electronic logbook yang ditawarkan Traceall selama tiga bulan.
 
Ujicoba akan menggunakan lima kapal nelayan Indonesia di bawah 30 GT dan akan dilangsungkan di perairan Indonesia. Traceall tidak mengenakan biaya untuk ujicoba ini.
 
Kesepakatan ujicoba ditandatangani Direktur Pelabuhan KKP Agus Suherman dan CEO Traceall Global Alan Steele disaksikan Menteri Susi dan Dirjen Budidaya KKP Slamet Soebjakto.
 
Lebih cepat
 
Agus Suherman mengatakan, selama ini, data perikanan harian dikumpulkan secara manual.
 
Nelayan menulis di kertas mengenai jumlah dan jenis ikan yang ditangkap.
 
Cara ini tidak efektif dan menyulitkan nelayan sehingga banyak nelayan yang malas mendata hasil tangkapannya. 
 
"Dengan elektronik logbook, nelayan tinggal menulisnya pada aplikasi yang telah tersedia di telepon seluler. Cara ini memudahkan nelayan sehingga nelayan dapat melaporkan hasil tangkapannya dengan benar," kata Agus.
 
Selain itu, KKP selaku otoritas, bisa menerima data tangkapan secara riil time sehingga bisa lebih cepat untuk melakukan perencanaan dan mengambil keputusan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI Ungkap Alasan Asing Ramai-ramai Cabut dari Indonesia

BEI Ungkap Alasan Asing Ramai-ramai Cabut dari Indonesia

Whats New
Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Rilis
Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Whats New
Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Work Smart
OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Whats New
Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com