JAKARTA, KOMPAS.com — PT Bank Central Asia Tbk mencatat kenaikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada kuartal I 2016.
NPL BCA pada periode tersebut mencapai 1,1 persen, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 0,7 persen.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kenaikan NPL tersebut telah diperkirakan sebelumnya.
Menurut Jahja, peningkatan NPL tersebut masih dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima.
Adapun satu penyebabnya adalah paparan terkait salah satu nasabah korporasi.
"Ada satu nasabah korporasi (yang pinjamannya mencapai) Rp 500 miliar, itu macet. Porsinya 0,2 persen (dari total NPL)," kata Jahja dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Meski demikian, BCA pada kuartal I 2016 telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan sebesar Rp 989 miliar.
Dengan demikian, rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah mencapai 235 persen.
Jahja menyebut, perseroan memprediksi, peningkatan NPL masih akan terjadi sepanjang tahun 2016 ini.
Ia memprediksi, puncak kenaikan NPL terjadi hingga bulan September mendatang.
"Prediksi kita puncaknya NPL sampai September. Titik flat-nya sekitar September," ujar Jahja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.