Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Rusia Tawarkan Blok Migas ke Pertamina

Kompas.com - 28/04/2016, 08:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah perusahaan asal Rusia, Rosneft, yang disebutkan bakal menggarap kilang Tuban, Jawa Timur, menawarkan kerjasama lebih luas kepada PT Pertamina (Persero).

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto ditemui usai audiensi Rosneft dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M Soemarno kemarin Rabu (27/4/2016) menyampaikan, pihak Rosneft menawarkan sejumlah Blok Migas yang mereka miliki untuk digarap bersama Pertamina.

"Dalam diskusi yang bekembang kami tidak hanya menyetujui pada pembangunan kilang, tapi Rosneft juga menawarkan secara integrated. Jadi pertamina akan terlibat dalam kegiatan hulu di Rusia," kata Dwi.

Lebih jauh ia mengatakan, Rosneft pun menawarkan menjadi pemasok minyak mentah (crude) dan produk minyak ke Pertamina. Dwi berharap harga yang ditawarkan lebih kompetitif dari yang ada di pasar.

Selain itu, dalam diskusi diantara kedua perusahaan juga dibahas soal kerjasama pembangunan pabrik petrochemical.

Dwi menjelaskan, tawaran Rusia kepada Pertamina soal Blok Migas di sana merupakan kesempatan bagi Pertamina untuk memperbaiki kebutuhan hulu dalam negeri.

"Kita lihat dengan demand yang ada, ketahanan energi sebuah keharusan, makanya kami akan punya investasi di luar," sebut Dwi.

Dalam dua pekan ke depan, pihak Rosneft akan membuka data room, Blok mana saja yang memungkinkan untuk dikerjasamakan. "Nanti lihat data room. Pertamina akan tertarik, jika kamiinvestasi di sektorhulu 3-4 milliar dolar AS per tahun," pungkas Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com