Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chatib Basri: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi oleh BI Lebih Realistis

Kompas.com - 20/05/2016, 17:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri turut berkomentar atas penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Indonesia menjadi 5-5,4 persen, dari perkiraan awal otoritas moneter itu yang di kisaran 5,2-5,6 persen.

Menurut Chatib, angka revisi hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (19/5/2016) lebih realistis.

"Kalau Bank Indonesia bikin 5-5,4 persen, bisa mencerminkan situasi yang sesungguhnya," kata Chatib di Jakarta.

Sementara itu, apabila pemerintah menaksir pertumbuhan ekonomi minimal di level 5,3 persen, menurutnya, dibutuhkan extra effort yang luar biasa.

Meski menilai proyeksi yang disampaikan Bank Indonesia lebih realistis dibandingkan proyeksi pemerintah, Chatib pribadi memandang pertumbuhan ekonomi mencapai level 5 persen tahun ini saja sudah cukup bagus.

"Buat saya kalau melihat situasi global sekarang, kita tumbuh 5 persen sudah baik," ucap Chatib.

Lebih lanjut dia bilang, konsumsi rumah tangga tahun ini masih diproyeksikan flat, begitu juga dengan kinerja ekspor-impor.

Rendahnya permintaan dari China utamanya akan menekan upaya peningkatkan ekspor.

Di sisi lain, stimulus yang dilakukan pemerintah akan sangat tergantung dari penerimaan pajak.

Chatib menambahkan, apabila penerimaan pajak mengalami shortfall yang besar, mau tidak mau belanja (spending) harus dipotong, agar defisit anggaran tidak melampaui batas yang diperbolehkan undang-undang, yakni tiga persen.

"Dengan kondisi seperti itu kalau dapat (mencapai) 5,0-5,1 persen, menurut saya sudah oke," pungkas Chatib.

Sebagai informasi, usai RDGI Kamis kemarin, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, dikoreksinya proyeksi pertumbuhan ekonomi karena otoritas moneter itu melihat masih adanya pelemahan perekonomian global.

"Kami menyimak bahwa kajian terhadap negara berkembang di dunia terjadi koreksi cukup tajam. Tentu hal ini berdampak pada Indonesia," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27, 5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27, 5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Whats New
Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Whats New
Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti 'Fit and Proper Test' di DPR

Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti "Fit and Proper Test" di DPR

Whats New
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Whats New
Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Whats New
26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

Whats New
Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Whats New
Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Whats New
Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Whats New
Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Whats New
Waspada, Modus Penipuan Paylater dan Kartu Kredit Catut Nama BCA

Waspada, Modus Penipuan Paylater dan Kartu Kredit Catut Nama BCA

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Jaga NPL di Level 3 Persen, BRI Jual Agunan Kredit Bermasalah

Jaga NPL di Level 3 Persen, BRI Jual Agunan Kredit Bermasalah

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja IT dan Pramugari, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja IT dan Pramugari, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Hari Terakhir, Ini Cara dan Syarat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 69

Hari Terakhir, Ini Cara dan Syarat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 69

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com