Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Pusaka, Membuka Jendela Dunia untuk Anak-Anak di Pulau Terpencil

Kompas.com - 29/05/2016, 16:27 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

KOMPAS.com – “Aku rela di penjara asalkan bersama buku,” kata-kata Bung Hatta yang satu ini memang begitu terkenal.

Bukan tentang kepasrahan tokoh pergerakan nasional itu dibuang ke tempat pengasingan oleh Pemerintah Kolonial Belanda, tapi tentang rasa cintanya kepada buku. “Karena dengan buku, aku bebas,” ungkap Bung Hatta.

Meski Bung Hatta telah tiada, semangat dan kecintaannya kepada buku diwarisi oleh generasi-generasi selanjutnya, sampai saat ini.

Sayangnya, tidak semua anak-anak Indonesia bisa dengan mudah mencintai buku layaknya Bung Hatta. Bukan karena tidak gemar membaca, tetapi jutru keterbatasan buku bacaanlah jadi penyebabnya.

Faktor geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, kerap kali jadi alasan minimnya suplai buku ke daerah-daerah terpencil.

Pria yang Tergugah

Melihat realitas bangsanya itu, pria asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Muhammad Ridwan Alimuddin (37), tergugah.

Bersama komunitas anak-anak muda di sana, ia menggagas perpustakaan perahu yang berlayar ke pulau-pulau terpencil. Tujuanya, menebarkan “virus” membaca sekaligus membuka jendela dunia kepada anak-anak yang bermukim di pulau terpencil.

"Ini adalah gerakan literasi,” kata Ridwan kepada Kontributor Kompas.com Polewali, Junaedi, beberapa waktu lalu.

Berbekal perahu nelayan, Ridwan dan beberapa rakannya menyulap perahu tersebut menjadi perpustakaan. Meski ukurannya tidak besar, kapal nelayan itu cukup untuk membawa ratusan bahkan ribuan buku ke pulau-pulau terpencil di Sulawesi.

Buku-buku itu berupa novel, majalah, buku pelajaran sekolah, hingga bacaan komik. Tentunya, buku yang kebanyakan koleksi pribadi Ridwan itu yang ditawarkan secara gratis untuk dibaca anak-anak.

Bagi Ridwan dan kawan-kawannya, pendidikan di pulau-pulau terpencil, terutama di Sulawesi, masih jauh dari kata layak. Selain minimnya buku bacaan, kehadiran guru juga masih sangat minimal.

Sesuatu yang ironis di tengah semangat membaca dan belajar anak-anak di pulau-pulau terpencil di Sulawesi.

Hal ini pula yang membuat kehadiran Perahu Pustaka Patinggaloang begitu dinantikan anak-anak.

Selain menggelar buku-buku yang ia bawa di pantai, Ridwan juga memperbolehkan anak-anak untuk masuk dan membaca di atas Perahu Pustaka Pattinggalloang.

“Minat baca masyarakat kita itu sangat tinggi, cuma cara menyajikannya yang harus diubah jangan terlalu formal, biarlah mereka bebas memilih suasana membaca yang mereka inginkan,” ujar Ridwan.

Terbalik Dihempas Gelombang

Perjuangan Ridwan membawa buku-buku ke pulau-pulau terpencil bukan tanpa risiko. Maklum, Parahu Pustaka yang ia sulap jadi perpustakaan adalah perahu nelayan biasa yang ukuranya tidak besar.

Sementara itu, gelombang di Laut Sulawesi sudah terkenal galak. Kondisi ini sudah dibuktikan oleh para pelaut asal Sulawesi yang mengarungi samudera berabad-abad silam.

Pada April lalu, Ridwan menuturkan, Perahu Pustaka Pattinggalloang sempat tidak berlayar selama dua bulan. Kapal tersebut rusak setelah dihempas gelombang saat berlayar ke salah satu pulau terpencil.

“Kapal sempat terbalik, ratusan buku basah. Meskipun begitu ya itu memang resiko,” tutur Ridwan.

Namun, kejadian terbaliknya Perahu Pustaka Pattinggalloang tidak menyurutkan niat Ridwan dan kawan-kawannya menyeberkan virus membaca dan membuka jendela dunia bagi anak-anak di pulau-pulau terpencil.

Pada 23 April 2016 lalu misalnya, bertepatan dengan peringatan Hari Buku Internasional, Perahu Pustaka Pattinggalloang nekat berlayar melewati tiga perairan, yakni Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone. Pelayaran itu ditempuh selama 20 hari.

Di beberapa pulau terpencil, Perahu Pustaka Pattingalloang berlabuh selama dua sampai tiga hari dan menggelar buku-buku bacaan di dermaga maupun di tepi pantai.

Meski tidak membawa banyak buku seperti biasanya, Ridwan dan kawan-kawannya tetap yakin buku-buku yang menyebrangi lautan itu mampu menumbuhkan kecintaan anak-anak kepada buku di pulau-pulau terpencil.

Bukan tidak mungkin pula, akan muncul Bung Hata - Bung Hatta baru dari pulau-pulau terpencil itu.

Ayo dukung Komunitas Perahu Pustaka di https://kitabisa.com/perahupustaka 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com