Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Yakin Harga Minyak Sentuh 60 Dollar AS Per Barrel pada Akhir Tahun

Kompas.com - 03/06/2016, 09:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

NEW YORK, KOMPAS.com - Menteri Perminyakan Arab Saudi yang baru, Khalid Al Falih, menyatakan harga minyak mentah dunia dapat naik hingga menembus 60 dollar AS per barrel hingga akhir 2016.

Bahkan, kenaikan harga minyak tersebut bisa tercapai tanpa bantuan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Pernyataan Al Falih tersebut diutarakan setelah OPEC mengadakan pertemuan di Vienna, Austria. Selama pertemuan, OPEC memutuskan melawan implementasi kisaran kuota produksi kartel dan gagal mencapai kesepakatan untuk menahan produksi minyak.

"Hal yang benar untuk dilakukan adalah terus memonitor pasar dan membiarkan pasar melakukan hal yang harus dilakukan," jelas Al Falih seperti dikutip dari CNN Money, Jumat (3/6/2016).

Al Falih menuturkan, harga 60 dollar AS per barrel pada akhir tahun 2016 ini sangat memungkinkan untuk terjadi dan kenaikan harga pada tahun 2017 juga sangat mungkin.

Ia menjelaskan, permintaan dan penawaran sudah terkonvergensi serta harga minyak memang sudah cenderung naik.

Disrupsi pasokan teranyar yang terjadi di Nigeria, Kanada, dan Kolombia telah membantu mengatrol harga minyak dunia menanjak ke 50 dollar AS per barrel. Kenaikan harga ini hampir dua kali lipat dari pertengahan Februari 2016.

Meskipun demikian, Al Falih memperingatkan harga minyak yang mencapai 50 dollar AS tidak cukup tinggi untuk memikat investasi yang dibutuhkan untuk merawat dan memperbaiki ladang-ladang minyak yang kian menua di seluruh dunia.

Secara jangka panjang, Al Falih khawatir adanya potensi kekurangan pasokan yang menyebabkan fluktuasi harga yang bersifat kontraproduktif pada stabilitas minyak dalam jangka panjang.

Kompas TV Bagaimana Posisi Harga Minyak Dunia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com