Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Peluang Garuda Mengudara Kembali di Langit Paman Sam...

Kompas.com - 13/06/2016, 08:17 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat atau Federation Aviation Administration (FAA) dalam waktu dekat segera merilis peringkat penerbangan Indonesia.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) optimis peringkat keselamatan penerbangan Indonesia mampu naik tingkat dari kategori dua ke kategori satu FAA. Bila itu terjadi, peluang Garuda Indonesia kembali mengudara di langit negeri Paman Sam kembali terbuka.

"Kalau kategori satu Garuda pun nanti dizinkan terbang ke sana. Rencana Garuda terbang dari Narita (Jepang) nanti. Ini keuntungan kita semua," ujar Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Muhammad Alwi di Jakarta akhir pekan lalu.

FAA rencananya akan merilis hasil audit penerbangan Indonesia pada awal Juli 2016 melalui Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake. Dua pekan lalu, Blake sempat mengunjungi Kantor Kemenhub dalam rangka kerjasama penerbangan Indonesia-AS.

Meski belum mau buka-bukaan soal hasil audit FAA, ia mengisyaratkan kalau kabar baik itu segera datang.

"Kemajuan sudah sangat signifikan," ujar Blake. "Tapi belum ada yang bisa diumumkan. Nanti ada kesimpulan dalam watu dekat," lanjut Blake di Kantor Kemenhub, Kamis (2/6/2016).

Sementara itu Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo senang mendengar kabar FAA akan merilis peringkat kategori penerbangan Indonesia.

Bicara soal peluang mengudara lagi ke AS, Garuda menyatakan kesiapannya. Bahkan, persiapan itu akan dipercepat apabila FAA mengumumkan Indonesia masuk kategori 1.

"Kalau ini bisa lebih cepat, kita akan coba persiapkan," kata Arif saat ditemui di Kantor Kemenhub.

Setiap tahun, pasar penerbangan AS ke Indonesia mencapai 400.000 penumpang. Sekitar 150.000 penumpang biasanya terbang dari dan ke Los Angeles.

Berdasarkan audit International Aviation Safety Assesment (IASA) pada 2007 silam, ada 283 temuan dalam standar keselamatan penerbangan Indonesia yang harus diperbaiki oleh otoritas penerbangan Indonesia yakni Kemenhub.

Akibat temuan itu, penerbangan Indonesia masuk ke dalam kategori 2 FAA. Artinya, Kemenhub belum melakukan pengawasan keselamatan terhadap oprator angkutan udara sesuai standar AS.

Akibat berada di kategori 2 FAA, maskapai Indonesia tidak diizinkan mengudara di langit AS. Namun, pada tiga bulan lalu, audit kembali dilakukan dan hasilnya hanya ada 7 temuan yang harus diperbaiki.

Kemenhub bergerak cepat. Kini, 7 temuan tersebut sudah diselesaikan dan sudah diterima oleh FAA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Whats New
Harga Emas Terbaru 21 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 21 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com