Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Harga Gas di Indonesia Lebih Tinggi Dibandingkan Negara Lain

Kompas.com - 20/09/2016, 15:19 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan bahwa biaya eksploitasi gas bumi di Indonesia cukup tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tingginya harga gas bumi di hulu dan ujungnya memberatkan industri dalam negeri.

"Yang membuat harga gas bumi mahal adalah biaya eksploitasi yang tinggi sekali di Indonesia dibanding negara lain," kata anggota BPK, Achsanul Qasasi, saat dihubungi wartawan, Selasa (20/9/2016).

Menurut dia, biaya eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) yang tinggi menyebabkan ongkos produksi pun menjadi mahal. Alhasil, harga gas di Indonesia tinggi sekali dan memberatkan industri.

"Biaya eksploitasi migas di Indonesia itu mencapai 47 dollar AS per barrel, padahal negara tetangga saja bisa 15 dollar AS per barrel," katanya.

Selain biaya eksploitasi, sambung Achsanul, sumur-sumur yang sudah tua juga membuat bisnis tersebut menjadi tidak menarik. Belum lagi, menurut Achsanul, banyak trader yang mengambil untung tinggi dari bisnis gas bumi.

"Struktur biaya eksploitasi harus dibenahi. Sehingga, hulu bisa murah karena 90 persen harga gas itu ditentukan dari hulunya. Belum lagi masalah trader yang berbisnis di sini, jadinya rantai bisnis ini tidak efisien," tuturnya.

Pemerintah, sambung Achsanul, harus turun tangan mengatasi masalah gas. Harus ada insentif bagi para investor untuk tertarik di bisnis eksploitasi gas. "SKK Migas harus berikan jaminan untuk bagaimana pebisnis tertarik di eksploitasi gas," tambahnya.

Seperti diketahui, industri dalam negeri mengeluhkan tingginya harga gas bumi yang mereka beli. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan harga gas di negara tetangga, harganya jauh lebih mahal di Indonesia.

Menurut data Kementerian Perindustrian, harga gas bumi di Singapura hanya sekitar 4,5 dollar AS per juta British thermal unit (MMBTU), Malaysia 4,47 dollar AS per MMBTU, dan Filipina 5,43 dollar AS per MMBTU.

Sebenarnya, selain permainan calo gas, harga gas bumi di Indonesia memang sudah mahal dari asalnya alias dari hulu yang diproduksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Berdasarkan data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), harga jual gas bumi sejumlah KKKS sudah cukup tinggi, yakni berkisar 5 dollar AS sampai 8 dollar AS per MMBTU.

Gas tersebut disalurkan oleh perusahaan yang mengelola pipa transportasi sampai distribusi hingga sampai ke pelanggan, termasuk industri.

Kompas TV Proyek Migas Masela Mundur ke 2020
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com