Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Turun, Setoran ADRO ke Negara Menciut 17 Persen

Kompas.com - 01/11/2016, 10:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Setoran PT Adaro Energy Tbk (ADRO) ke negara berupa royalti menciut 17 persen menjadi hanya 181 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,35 triliun (kurs 13.000) dalam sembilan bulan pertama tahun ini.

Royalti yang dibayarkan ADRO ke negara itu meliputi 14 persen dari total beban pokok pendapatan dalam sembilan bulan pertama 2016, yang sebesar 1,31 miliar dollar AS atau sekitar Rp 17,03 triliun.

Penurunan royalti yang dibayarkan Grup Saratoga itu dikarenakan penurunan pendapatan bersih sebesar 16 persen.

Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan bersih dilaporkan hanya 1,78 miliar dollar AS, sekitar Rp 23,14 triliun.

Pada periode sama tahun lalu, pendapatan bersih mencapai 2,11 miliar dollar AS atau sekitar Rp 27,43 triliun.

Menurut Presiden Direktur dan CEO ADRO Garibaldi Thohir, penurunan pendapatan bersih ini disebabkan harga jual rata-rata batu bara yang turun 14 persen.

“Volume penjualan pun turun hingga mencapai 40 metric ton (Mt),” kata Garibaldi dalam laporan kinerja diterima Kompas.com, Senin malam (31/10/2016).

Namun, meskipun pendapatan bersih turun 16 persen, beban pokok pendapatan turun lebih dalam hingga 22 persen.

Garibaldi menyampaikan, penurunan beban pokok pendapatan ini dikarenakan upaya-upaya disiplin dan efisiensi biaya operasi ADRO.

Beban pokok pendapatan dalam sembilan bulan pertama 2016 ini tercatat 1,31 miliar dollar AS, sekitar Rp 17,03 triliun.

Pada periode sama tahun lalu, beban pokok pendapatannya mencapai 1,67 miliar dollar AS, sekitar Rp 21,71 triliun.

“Dengan demikian, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, ADRO masih mencetak laba inti sebesar 281 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,65 triliun,” kata Garibaldi.

Laba inti ADRO naik 23 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 228 juta dollar AS, sekitar Rp 2,96 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com