Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Laporan Kendala Repatriasi dari Pengusaha

Kompas.com - 30/11/2016, 21:11 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini, realisasi dana repatriasi tax amnesty yang dibawa masuk ke Indonesia baru Rp 40 triliun. Adapun angka yang tercantum dalam pelaporan harta mencapai Rp 143 triliun.

Direktur Pelayanan dan Penyuluhan (P2) Humas Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama mengatakan, Ditjen Pajak melihat tidak ada kendala berarti yang membuat wajib pajak belum membawa pulang hartanya ke Indonesia.

"Sampai saat ini tidak ada wajib pajak yang sudah komitmen repatriasi, melaporkan kendala kepada kami," ujar Hestu Yoga di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Menurut dia, para wajib pajak masih membutuhkan waktu mempersiapkan berbagai keperluan untuk membawa pulang hartanya ke Indonesia.

Administrasi di berbagai negara dan jenis aset tentu berbeda. Apalagi kata Hestu Yoga, ada kebiasan wajib pajak melaksanakan berbagai hal di akhir-akhir periode.

Ia meyakini dana repatriasi akan masuk pada Desember, bulan akhir periode ke dua tax amnesty.

Pemerintah memang sudah memberikan waktu kepada wajib pajak yang ingin repatriasi harta hingga 31 Desember 2016. Pemberian waktu itu diambil usai pemerintah berdialog dengan para pengusaha di Istana Negara.

Sedari awal, para pengusaha meminta agar tarif tax amnesty 2 persen pada periode pertama berlaku hingga Desember. Berbagai alasan dikemukakan pengusaha salah satunya yakni persoalan administrasi.

Namun, pemerintah tidak mengabulkan permintaan itu. Hanya saja, pemerintah memberikan waktu kepada pengusaha merepatriasi harta hingga Desember asalkan pelaporan harta dilakukan pada periode pertama lalu.

"Kami yakin sampai Desember pasti akan masuk semua dana repatriasi yang telah dilaporkan," kata Hestu Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI Ungkap Alasan Asing Ramai-ramai Cabut dari Indonesia

BEI Ungkap Alasan Asing Ramai-ramai Cabut dari Indonesia

Whats New
Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Rilis
Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Whats New
Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Work Smart
OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Whats New
Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com