Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Anggap Wajar Kemiripan Uang Rupiah dengan Uang Negara Lain

Kompas.com - 21/12/2016, 21:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak berselang lama setelah dikeluarkan pada 19 Desember 2016, media sosial diramaikan oleh perbincangan netizen mengenai kemiripan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) TE 2016 dengan mata uang negara lain.

Menanggapi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) menyatakan, sangat wajar apabila ada persepsi di masyarakat bahwa mata uang suatu negara mirip dengan negara lainnya.

"Karena pada dasarnya warna kan jumlahnya segitu-segitu saja," kata Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Yudi Harymukti, Rabu (21/12/2016).

Yudi menjelaskan, pada intinya, bank sentral di seluruh dunia menggunakan warna sebagai pembeda masing-masing pecahan mata uang.

Warna menjadi indikator yang paling banyak dilihat masyarakat dalam membedakan pecahan mata uang.

Survei yang dilakukan BI juga menunjukkan bahwa 90 persen responden menggunakan warna sebagai pembeda utama.

Hal ini pula yang menjadi pertimbangan BI untuk tidak menggunakan warna-warna yang memiliki kemiripan, seperti merah dan merah muda, untuk pecahan dengan angka depan sama, misalnya Rp 1.000 dan Rp 10.000.

"Jadi masyarakat tidak melihat nominal, tidak melihat gambar pahlawan, tetapi warna. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan pengenalan, BI pastikan nominal dengan angka depan sama, menggunakan warna yang kontras atau subtitusional," jelas Yudi.

Adapun untuk menentukan warna yang digunakan di mata uang, bank sentral umumnya mengacu pada skema warna Munsell.

Namun, meski acuannya sama, masing-masing negara memiliki karakteristik dalam desain mata uangnya.

"Rupiah memiliki karakteristik kebanggaan dengan gambar pahlawan dan tempat-tempat yang menunjukkan budaya bangsa," kata Yudi.

Ia pun berseloroh, "Malah kalau mau dimirip-miripkan, rupiah lebih mirip Euro, karena gambarnya beda-beda kan. Tetapi, memang tidak ada niat untuk memirip-miripkan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com