Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Proyek-proyek Pertamina Geothermal Energy Sepanjang 2017

Kompas.com - 27/12/2016, 10:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

TOMPASO, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Irfan Zainuddin membeberkan sejumlah proyek yang akan dikerjakan oleh anak usaha PT Pertamina (Persero) ini sepanjang tahun depan.

Hal ini disampaikan Irfan pada tinjauan ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), Senin (26/12/2016). Atau, sehari sebelum peresmian PLTP tersebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (27/12/2016).

Menurut dia, pada 2017 jumlah produksi PGE akan lebih tinggi dari 2016 karena ada unit-unit baru yang berproduksi. Antara lain, PLTP Lahendong 5 dan 6. Kemudian, PLTP Ulubelu 3 di Lampung.

"Kemudian nanti di Mei 2016 akan beroperasi PLTP Karaha unit 1 di Tasikmalaya, dengan kapasitas 30 (Megawatt) MW," kata Irfan.

Dengan demikian, kapasitas listrik PGE dari panas bumi akan mencapai 617 MW di 2017 dibanding pada 2016 sebesar 512 MW.

Bagaimana dengan investasi proyek baru di 2017? Irfan mengatakan, di tahun depan PGE akan melanjutkan proyek- proyek yang telah berjalan.

Selain proyek PLTP Karaha di Mei, pada tahun depan juga akan beroperasi PLTP Lumut Balai yang akan selesai 2018 dan masih dalam pelaksanan pembangunan di 2017.

Lalu di Bengkulu, diperkirakan selesai 2020. Lalu akan selesai pada 2017 PLTP Ulubelu unit 4 sebesar 55 MW. "Jadi tahun depan yang akan selesai itu di Karaha 35 MW, Ulubelu unit 4 sebesar 55 MW," lanjut Irfan.

Selanjutnya dia mengatakan, pada tahun depan PGE akan melanjutkan proses ekplorasi panas bumi di sejumlah wilayah.

Pada 2017, eksplorasi PGE berada di Gunung lawu di Jawa Tengah, lalu ada di Seulawah di Aceh. Selain itu, kata Irfan, saat ini sedang berjalan eksplorasi di Bukit Daun di Bengkulu.

"Kami harapkan kalau hasilnya baik juga akan kembangkan jadi program kerja ke depan. Di Seulawah Aceh itu 2x55 MW. Di Bengkulu ada 110 MW," ujar Irfan.

Sekadar informasi, PGE saat ini memiliki 12 Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) dengan total kapasitas PLTP sebesar 437 megawatt (MW). Hingga 2019 mendatang, total kapasitas pembangkitan panas bumi mendekati 900 MW.

Irfan mengatakan, pihaknya berharap awal 2017 PGE sudah bisa melakukan eksplorasi awal termasuk sosialisasi. Harga pembelian listrik dari Gunung Lawu disepakati 10 sen per kilowatthour (KWh).

Sementara itu WKP Seulawah Agam rencananya baru akan disurvei pada awal tahun depan. Rencananya, pengembangan di Seulawah Agam berkapasitas sama dengan WKP Lawu yakni 2 x 55MW.

PGE menggandeng perusahaan daerah Aceh untuk pengembangannya, yakni Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA).

"COD (komersial) itu minimal enam tahun (dari eksplorasi). Kalau izinnya cepat dan tidak begitu sulit bisa lima tahun," kata Irfan.

Energi Terbarukan

Seperti diketahui, di Indonesia saat ini terdapat banyak sumber energi baru dan terbarukan yang digenjot penggunaannya sebagai alternatif dari sumber energi fosil. Sumber energi fosil sendiri diestimasi habis dalam kurun waktu 12 tahun-15 tahun mendatang.

Sumber energi fosil di Indonesia diperkirakan cepat habis sebab saat ini tingkat konsumsi minyak nasional sudah mencapai 1,6 juta barel per hari (bph). Adapun produksi minyak hanya 600.000 bph-800.000 bph.

Selain itu, pemerintah juga terus menggenjot alternatif energi lain, selain dari penggunaan energi batu bara. Hal itu sebagai konsekuensi untuk mereduksi emisi gas rumah kaca (GRK), sesuai dengan ratifikasi perjanjian Paris Agreement yang diteken oleh DPR pada Oktober 2016 lalu.

Dalam ratifikasi tersebut, Indonesia harus mematuhi Nationally Determined Contribution (NDC) dengan target pemangkasan 29 persen emisi GRK hingga 2030.

Sumber energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia ada banyak. Misal dari matahari (solar), panas bumi, angin, air, hingga biomass.

 

Kompas TV Semburan Diduga Akibat Eksplorasi Panas Bumi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com