Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba dan Penjualan Boeing Merosot pada 2016

Kompas.com - 26/01/2017, 06:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC.com

NEW YORK, KOMPAS.com – Raksasa penerbangan Amerika Serikat Boeing melaporkan penurunan penjualan maupun laba pada tahun fiskal 2016.

Penurunan ini salah satunya disebabkan rendahnya pengiriman produk pesawat militer.

Mengutip BBC, Kamis (26/1/2017), penjualan Boeing tercatat sebesar 94,6 miliar dollar AS pada 2016, turun 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, pendapatan bersih mencapai 4,9 miliar dollar AS, merosot 5 persen.

Adapun penjualan Boeing pada tahun 2017 diprediksi akan tetap mengalami penurunan, yakni berada pada kisaran 90,5 miliar dollar AS dan 92,5 miliar dollar AS.

Namun demikian, Boeing juga mengekspektasikan lebih banyak pengiriman pesawat komersial dan menyatakan bakal memperbaiki pendapatan per saham.

“Ke depan, tim kami akan mengakselerasi produktivitas dan eksekusi program,” ujar CEO Boeing Dennis Muilenburg.

Sepanjang tahun 2016, Boeing mengirim 748 unit pesawat komersial.

Realisasi ini turun dibandingkan 762 unit pada tahun 2015, namun Boeing tetap mengklaim sebagai pemimpin pasar selama lima tahun berturut-turut.

Pengiriman pesawat militer Boeing pun mengalami penurunan, khususnya untuk helikopter jenis CH-47 Chinook model baru dan pesawat jet tempur F/A-18.

Penjualan divisi pesawat militer juga tercatat merosot 7 persen.

Pendapatan pada divisi layanan antariksa Boeing pada periode tahun 2016 juga mengalami penurunan karena lemahnya permintaan satelit dan modernisasi pesawat.

Namun demikian, pendapatan grup secara konsolidasi meningkat 59 persen pada kuartal IV 2016, didorong meningkatnya permintaan pesawat komersial.

Boeing pun memproyeksikan lebih banyak pengiriman pesawat komersial pada tahun 2017, yakni pada kisaran 760 hingga 765 unit.

Pada perdagangan di bursa saham New York, Rabu (25/1/2017) waktu setempat, saham Boeing melesat lebih dari 2 persen.

Kompas TV 2016, Garuda Datangkan 16 Pesawat Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Whats New
Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Whats New
Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Whats New
Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Whats New
OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

Whats New
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Whats New
Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Whats New
Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Whats New
BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

Whats New
Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Work Smart
Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

Whats New
Pertamina: Masih Ada Orang Kaya yang Pakai Elpiji 3 Kg

Pertamina: Masih Ada Orang Kaya yang Pakai Elpiji 3 Kg

Whats New
Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Tinggal Menunggu BPDPKS

Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Tinggal Menunggu BPDPKS

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com