Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Bakrie Mulai Bangun dari Tidur Panjang

Kompas.com - 26/01/2017, 10:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kenaikan saham-saham Grup Bakrie menjadi salah satu isu terpanas di bursa. Bagaimana tidak, saham yang rata-rata berada di harga Rp 50 per saham tersebut pada perdagangan saham Rabu (25/1/2017) kemarin kompak bangkit.

Saham-saham itu bahkan menguasai posisi lima teratas saham dengan volume dan nilai perdagangan tertinggi.

Rabu kemarin, harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 1,25 persen dibanding hari sebelumnya jadi Rp 486 per saham.

Sepanjang tahun ini, harga saham BUMI sudah menguat sekitar 74,82 persen.

Kemarin, nilai transaksi saham BUMI di bursa mencapai Rp 644,67 miliar. Angka ini adalah nilai transaksi tertinggi pada perdagangan Rabu.

Nilai kapitalisasi pasar BUMI juga melesat menjadi Rp 17,8 triliun. Sementara itu, setahun terakhir, nilai kapitalisasi pasar BUMI naik 872 persen dari Rp 2,04 triliun.

Kenaikan saham BUMI ditengarai berkat masuknya saham BUMI dalam jajaran indeks LQ45.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menyatakan, masuknya BUMI ke indeks LQ45 mengindikasikan prospek positif emiten ini.

Menurut dia, saat ini harga BUMI sudah undervalued ketimbang prospek kinerja.

"BUMI sudah membukukan laba bersih di kuartal III 2016, kami memperkirakan laba bersih pada akhir 2016 akan meningkat," kata Dileep kepada Kontan, Rabu (25/1/2017).

Selain saham BUMI, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga naik. Kenaikan harga saham ini bahkan mencapai 21,92 persen dalam sehari ke level Rp 89 per saham.

Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga naik 4,55 persen jadi Rp 69 per saham. Saham ini mulai meninggalkan level Rp 50 pada perdagangan awal pekan ini.

Saham PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) juga bergerak tajam. Kemarin, saham perusahaan sawit ini naik 18,97 persen jadi Rp 69 per saham.

Masih berisiko

Apakah kenaikan serentak itu menandai awal kebangkitannya di bursa?

Secara umum, kenaikan harga saham emiten Grup Bakrie ditopang oleh dua sentimen, yakni kenaikan harga komoditas serta restrukturisasi utang mereka.

Meski demikian, analis Semesta Indovest, Aditya Perdana Putra, mengatakan, kendati dari sisi likuiditas, volume, dan frekuensi transaksi cukup tinggi, saham emiten Grup Bakrie masih berisiko.

"Untuk jangka panjang masih berisiko," kata Aditya. Artinya, investor harus tetap waspada.

Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, saham BUMI yang masuk LQ45 bisa dilirik.

"Dengan memilih LQ45, kita sudah meminimalisasi risiko likuiditas," kata dia. (Narita Indrastiti)

Kompas TV Saham Grup Bakrie Disuspend

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

Whats New
Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Whats New
BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com