Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketidakpastian Global Hingga Pemilu Jadi Risiko Perekonomian Indonesia

Kompas.com - 15/06/2017, 17:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia dalam laporan terbarunya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada tahun 2017. Adapun pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,3 persen.

Meskipun dipandang memiliki progres yang bagus untuk tumbuh, namun Bank Dunia menyatakan perekonomian Indonesia masih dihantui sejumlah risiko. Dalam laporan bertajuk Indonesia Economic Quarterly edisi Juni 2017, risiko tersebut berasal dari domestik maupun eksternal.

(Baca: Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2 Persen Tahun Ini)

"Perubahan yang tidak diprediksi terkait kebijakan moneter AS dan kemungkinan volatilitas finansial memberikan risiko penurunan," ujar Bank Dunia dalam laporannya, Kamis (15/6/2017).

Bank Dunia menjelaskan, ketidakpastian kebijakan global dan khususnya ancaman peningkatan proteksionisme internasional terus memberikan risiko penurunan kepada pemulihan perdagangan global. Risiko geopolitik di kawasan dan global juga harus dicermati.

Meskipun bank sentral AS Federal Reserve telah mengomunikasikan siklus pengetatan moneternya, namun kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) yang di luar ekspektasi dapat memicu volatilitas pada pasar modal dan finansial.

Ini dapat memicu risiko arus modal keluar alias capital outflow dari negara-negara emerging markets, termasuk Indonesia. Kalau benar terjadi, maka arus modal keluar tersebut dapat menyebabkan pengetatan kondisi finansial domestik.

Termasuk pula risiko volatilitas nilai tukar rupiah, yang dapat memberatkan konsumsi domestik dan investasi. Adapun risiko domestik yang dipantau Bank Dunia antara lain adalah dampak dari kondisi politik. Pemilu regional akan digelar pada tahun 2018, sementara pemilu legislatif dan presiden pada tahun 2019 mendatang.

"Persaingan politik cenderung akan semakin intens, membuat reformasi ekonomi yang vital namun tidak populer semakin sulit untuk dilakukan," ungkap Bank Dunia.

Bank Dunia menyatakan, riset ekonomi menunjukkan bahwa ketidakpastian politik juga dapat menurunkan investasi. Ini khususnya terjadi pada investasi asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Whats New
Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Whats New
Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Spend Smart
Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com