Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Lakukan Reformasi Pajak Terbesar dalam 70 Tahun

Kompas.com - 01/07/2017, 11:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Per hari ini, Sabtu (1/7/2017), India secara resmi memberlakukan Pajak Barang dan Layanan (GST) untuk menggantikan pajak-pajak sentral maupun negara bagian. Ini adalah bagian dari rencana reformasi ekonomi ambisius India.

Banyak pihak menyatakan, reformasi pajak ini adalah perubahan paling signifikan dalam rezim perpajakan India sejak negara itu merdeka tahun 1947.

Selama ini ada banyak pajak yang diberlakukan di tingkat negara bagian dan dinilai menumpulkan daya saing ekonomi. Salah satu unsur penting dalam rencana reformasi ekonomi India adalah untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan prosedur bisnis dan mendorong penerimaan pajak.

Mengutip CNBC, besaran pajak GST yang berlaku saat ini adalah 5, 12, 18, dan 28 persen tergantung lokasinya. Adapun beberapa barang tertentu seperti daging segar, telur, dan susu tidak akan dikenai pajak.

Meskipun demikian, beberapa ekonom memandang dampak reformasi pajak ini tidak bisa langsung dirasakan.

Ekonom senior Mizuho Bank Vishnu Varathan menyebut, potensi optimal reformasi perpajakan ini membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai bisa dirasakan. Pasalnya, India terlebih dahulu harus membangun ekosistem perpajakan.

"Jangka panjang dan kita bicara lebih dari 5 tahun, kita bicara 8 sampai 10 tahun. Saya rasa akhirnya akan mendorong potensi pertumbuhan," ujar Varathan.

Ia mengatakan, dalam jangka pendek, reformasi perpajakan ini akan memformalkan lebih banyak sektor ekonomi India yang selama ini belum tersentuh pajak. Ini juga akan meningkatkan efisiensi, tapi tidak pada ukuran produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi.

Dalam laporannya bulan lalu, HSBC juga memprediksi bahwa GST akan menambah sekitar 40 basis poin terhadap pertumbuhan ekonomi India dalam jangka menengah. Ini lebih rendah dibandngkan proyeksi awal sebesar 80 basis poin.

Beberapa pakar menyatakan setuju terhadap manfaat GST dalam jangka panjang, termasuk kemudahan berusaha di India dan memasukkan sektor ekonomi informal India ke jaring pajak. Namun, dalam jangka pendek, mereka tak melihat ada dampak besar dari pemberlakuan GST.

Girija Pande, direktur eksekutif Apex Avalon Consulting menuturkan, pengimplementasian GST pada UKM India akan menantang.

"Banyak dari mereka bahkan tidak melaporkan data penjualan dan pendapatan mereka. Saya rasa hanya beberapa dari mereka yang masuk ke jaring pajak," ungkap Pande. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Whats New
4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

Spend Smart
Nilai Rata-rata Transaksi 'Paylater' di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Whats New
Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Whats New
Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Whats New
Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Whats New
KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com