Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permanen, Kamboja Larang Ekspor Pasir

Kompas.com - 17/07/2017, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Kamboja secara permanen melarang ekspor pasir. Ini secara resmi mengakhiri penjualan pasir ke Singapura, yang dalam beberapa tahun ini menggunakan pasir untuk reklamasi daratan.

Mengutip BBC, Senin (17/7/2017), sebuah kelompok aktivis lingkungan menyatakan, pertambangan pasir memiliki dampak serius terhadap ekosistem pesisir.

Singapura mengimpor lebih dari 72 juta ton pasir dari Kamboja sejak tahun 2007, menurut data PBB.

Data tersebut berkonflik dengan data pemerintah Kamboja, yang menyebut Singapura hanya mengimpor 16 juta ton selama periode tersebut.

Singapura telah memperluas daratannya sebesar lebih dari 20 persen sejak kemerdekaan pada tahun 1965.

Menurut negara tetangga Indonesia tersebut, reklamasi adalah strategi penting untuk mengakomodir bertumbuhnya populasi. Pasir adalah bahan baku penting bagi reklamasi.

Akan tetapi, dalam beberapa proyek terakhir Singapura mulai bereksperimen dengan teknik yang membutuhkan lebih sedikit pasir.

Adapun proyek-proyek reklamasi di Singapura dilakukan oleh kontraktor swasta. Mereka harus mematuhi ketentuan impor pasir yang di dalamnya termasuk kewajiban pengukuran perlindungan lingkungan.

Juru bicara Kementerian Pertambangan dan Energi Kamboja Meng Saktheara menurutkan, larangan permanen ekspor pasir ini adalah respon terhadap isu-isu terkait lingkungan.

"Kekhawatiran mereka benar bahwa risikonya sangat masif, sehingga kementerian memutuskan untuk melarang ekspor pasir dan pengerukan pasir secara besar-besaran," ujar Saktheara.

Beberapa negara tetangga Kamboja juga sebelumnya telah melarang berbagai jenis ekspor pasir. Malaysia memutuskan larangan ekspor pasir pada tahun 1997, sementara Indonesia melarang ekspor pasir ke Singapura pada 2007. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Whats New
AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Whats New
Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Whats New
Butuh Dana untuk Investasi, Adaro Minerals Absen Bagi Dividen Tahun Ini

Butuh Dana untuk Investasi, Adaro Minerals Absen Bagi Dividen Tahun Ini

Whats New
Ciri-ciri Atasan 'Toxic' dan Cara Menghadapinya

Ciri-ciri Atasan "Toxic" dan Cara Menghadapinya

Work Smart
Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Whats New
J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan Sekaligus Penanaman Mangrove

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan Sekaligus Penanaman Mangrove

Whats New
Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Whats New
UNESCO Tetapkan Semen Padang sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

UNESCO Tetapkan Semen Padang sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

Whats New
Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Work Smart
Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Whats New
Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Whats New
Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com