Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Bisnis Ikan Guppy di Pasar Internasional Menggiurkan

Kompas.com - 21/06/2019, 15:16 WIB
Kurniasih Budi

Editor

KOMPAS.com - Indonesian Guppy Popularized Association (IGPA) berharap Indonesia mampu meningkatkan potensi bisnis budi daya ikan guppy di pasar dunia.

Pasalnya, lingkungan alam Indonesia sangat mendukung budi daya ikan guppy. Tak cuma itu, masyarakat pencinta, pehobi, dan pembudi daya ikan guppy di Indonesia terus meningkat.

Saat ini, ada lebih dari 50 komunitas dari 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan kemampuan skala produksi mencapai 110.000 pasangan per 6 bulan.

“Bila dihitung kemampuan skala produksi dengan nilai jual pasar dunia 100 dollar AS untuk satu pasang ikan guppy, maka nilai ekonomi ikan guppy nasional mampu mencapai Rp162 miliar hanya dalam waktu 6 bulan,” kata Ketua Indonesian Guppy Popularized Association (IGPA), Sahlan Rosyidi, dalam pernyataan tertulis, Jumat (21/6/2019).

Festival internasional ikan guppy

IGPA berencana menggelar Swasti International Guppy Festival 2019 di Yogyakarta pada 13 dan 14 Juli 2019.

Festival ini akan diikuti lebih dari 1.000 peserta dari Thailand, Taiwan, Philipina, Cina, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Panitia menawarkan total hadiah sebesar Rp 30.500.000.

Kali ini, IGPA menggandeng Swasti Farm sebagai partner strategis. Swasti Farm dikenal sebagai satu-satunya peternakan ikan guppy terbesar dan modern di Indonesia.

“Kami sangat berharap Swasti International Guppy Festival 2019 akan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan keindahan ikan guppy, serta pembuktian kualitas produksi ikan guppy nasional tidak kalah dengan ikan dari negara lain,” ujar dia.

Baca juga: Indonesia Ingin Jadi Eksportir Ikan Hias Nomor Satu di Dunia

Sahlan Rosyidi menegaskan, Swasti International Guppy Festival 2019 merupakan ajang pembuktian kualitas produksi ikan guppy nasional.

Ia berharap, festival tersebut dapat mendongkrak permintaan pasar nasional dan internasional.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) Slamet Soebjakto mengatakan produksi ikan hias dalam negeri meningkat rata-rata 13,17 persen sejak 2015 hingga 2018, seperti dilansir Kompas.com (19/2/2019).

Jumlah produksi komoditas yang meningkat signifikan yaitu, guppy (82,5 persen), koki (61,7 persen), corydoras (38,6 persen), cupang (16,4 persen), dan koi (8,9 persen).

Baca juga: Fakta di Balik Kisah Sukses Heru Si Peternak Ikan Cupang Untung Rp 15 Juta

Sahlam berharap, para pencinta, pehobi, dan pembudi daya ikan guppy di Indonesia akan melihat dan belajar dengan adanya festival tersebut.

"Bahkan bisa memiliki ikan guppy dengan skala dunia dengan mekanisme lelang,“ kata dia.

Menurut dia, tantangan terbesar pehobi ikan guppy nasional untuk peningkatan kualitas adalah mekanisme perlakuan ikan guppy yang benar dengan pendekatan modern dalam pengelolaan farm.

Tak cuma itu, pehobi ikan guppy di Indonesia masih terhambat akses terhadap ikan berkualitas.

“Swasti International Guppy Festival 2019 diharapkan menjadi ajang belajar seluruh insan pecinta, penghobi dan pembudidaya Ikan Guppy di Indonesia, serta menjadi barometer kapasitas produksi ikan guppy nasional” kata Chief Executive Officer (CEO) Swasti Farm, Danang Prima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

60 Kloter Penerbangan Haji 'Delay', Menhub Minta Garuda Berbenah

60 Kloter Penerbangan Haji "Delay", Menhub Minta Garuda Berbenah

Whats New
2 Cara Cek Mutasi Rekening BCA lewat HP

2 Cara Cek Mutasi Rekening BCA lewat HP

Spend Smart
Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 20,16 Juta

Whats New
KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

KA Banyubiru Layani Penumpang di Stasiun Telawa Boyolali Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Ekonom: Iuran Tapera Tak Bisa Disamakan Dengan BPJS

Whats New
Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Pertamina-Medco Tambah Aliran Gas ke Kilang LNG Mini Pertama di RI

Whats New
Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Strategi Industri Asuransi Tetap Bertahan saat Jumlah Klaim Kian Meningkat

Whats New
Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Baru Sebulan Diangkat, Komisaris Independen Bank Raya Mundur

Whats New
Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Integrasi Infrastruktur Gas Bumi Makin Efektif dan Efisien Berkat Inovasi Teknologi

Whats New
CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

CEO Singapore Airlines Ucapkan Terima Kasih ke Staf Usai Insiden Turbulensi

Whats New
BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

BTN-Kadin Garap Pembiayaan 31 Kawasan Industri di Jabar

Whats New
Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Pembiayaan Baru BNI Finance Rp 1,49 Triliun pada Kuartal I 2024, Naik 433 Persen

Whats New
Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Asosiasi Pekerja Tolak Pemotongan Gaji untuk Iuran Tapera

Whats New
TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

TRON Hadirkan Kendaraan Listrik Roda Tiga untuk Kebutuhan Bisnis dan Logistik

Whats New
Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Asosiasi: Permendag 8/2024 Bikin RI Kebanjiran Produk Garmen dan Tekstil Jadi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com