Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengawali Pagi, IHSG dan Rupiah Melemah

Kompas.com - 07/12/2023, 09:45 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (7/12/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.13 WIB, IHSG berada pada level 7.079,53 atau turun 0,1 persen (7,8 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.087,39.

Sebanyak 183 saham melaju di zona hijau dan 219 saham di zona merah. Sedangkan 210 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,4 triliun dengan volume 3,2 miliar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Menguat Hari Ini 7 Desember? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, hari ini IHSG berpeluang mengalami kenaikan setelah sebelumnya berada pada capaian tertinggi di awal pekan pada level 7.149.

“IHSG cenderung berada dalam konsolidasi namun masih berpeluang untuk melanjutkan penguatan menuju 7.174 apabila IHSG masih berada di atas 7.047. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” kata Ivan dalam analisisnya.

Bursa Asia pada awal perdagangan bergerak pada teritori negatif. Indeks Nikkei turun 1,5 persen (514,39 poin) pada level 32.931,5, Hang Seng Hong Kong melemah 1,5 persen (256 poin) ke posisi 16.207,26, Shanghai Komposit berada di level 2.955,87 atau terkoreksi 0,4 persen (13 poin), dan Strait Times melemah 0,84 persen (25,8 poin) pada posisi 3.061,39.

Baca juga: Momentum Window Dressing, IHSG Diproyeksi Lanjutkan Kenaikan

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.

Melansir data Bloomberg, pukul 9.10 WIB rupiah berada pada level Rp 15.536 per dollar AS, atau turun 42 poin (0,27 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.494 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, meskipun mengawali pagi di zona merah, namun tren pergerakan rupiah menguat hari ini.

Baca juga: Divestasi Saham Vale Kemahalan, Stafsus Erick: Harusnya Lebih Murah

Penguatan rupiah didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS yang masih mempengaruhi pergerakan dollar AS. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS khususnya tenor 10 tahun mengalami penurunan ke area 4,18 persen, sebelumnya di kisaran 4,2-4,3 persen.

“Rupiah masih berpeluang menguat hari ini meskipun sempat tertekan kemarin terhadap dollar AS. Pelaku pasar masih mempertimbangkan data-data terbaru ekonomi AS yang dirilis pekan ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Semalam data jumlah lowongan pekerjaan AS bulan Oktober dirilis lebih rendah dari bulan sebelumnya, tapi data PMI sektor jasa mengalami pertumbuhan.

Pekan ini data tenaga kerja AS yang mulai dirilis Rabu malam hingga Jumat malam bisa menjadi mover rupiah terhadap dollar AS ke depan.

Hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 15.450 per dollar AS, sementara resisten di sekitar Rp 15.550 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com