Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Kompas.com - 11/05/2024, 11:12 WIB
Aprillia Ika

Editor

SANGATTA, KOMPAS.com - Sudah jadi pemandangan umum di perkampungan di perkotaan, sampah yang dibuang sembarangan oleh warga. Hal serupa terjadi di Sangatta, Kutai Timur, sebagai wilayah operasional tambang batu bara PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Tak tahan dengan kebiasan buang sampah sembarangan warganya, Andika Yohantoro, tokoh pemuda setempat, berinisiatif mengurangi sampah di Kutai Timur.

Ia sendiri merupakan Ketua Remaja Kreatif Peduli Lingkungan (RKPL) yang aktif mendorong pengolahan sampah sejak 2009. Ia kemudian mendapatkan pendampingan PT Kaltim Prima Coal (KPC), melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

Baca juga: Kurangi Pestisida, Petani di Tuban Didorong Pakai Kompos Limbah Organik

Bank sampah dan program sedekah sampah

Dengan pendampingan ini, Andika kemudian membentuk bank sampah. Ia dan rekan-rekan RKPL yang berjumlah 13 orang kemudian mengajak warga sekitarnya di Kelurahan Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara untuk mengolah sampah, lalu menabung hasil penjualan sampahnya.

Berkat kegigihannya, kebiasaan mengolah telah menjadi hal rutin yang dilakukan warga setiap Jumat. Langkah selanjutnya, Andika mendorong nasabah Bank Sampah agar tabungan sampahnya disedekahkan dalam program Sedekah Sampah.

Hasil sedekah sampah digunakan untuk yatim piatu dan kegiatan sosial seperti berbagi makanan, dalam kegiatan Jumat Berbagi.

Baca juga: Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Selain itu, "Tiga rumah tak layak huni berhasil direnovasi menjadi rumah layak huni yang sumber dananya berasal dari Sedekah Sampah ini,” jelas Andika.

"Pengelolaan sampah ini akhirnya dapat menjadi berkah bagi semua," lanjutnya.

Atas usahanya ini, pada 2022 lalu Andika meraih penghargaan Kalpataru di tingkat Kaltim untuk kategori Penyelamat Lingkungan. Ia juga menjadi juara 1 Local Heroes setelah sebelumnya memenangkan Lomba Kampung Bersemi dan penerima PNPM Mandiri terbaik se-Indonesia.

Baca juga: “Bebenah” Ciliwung Kumpulkan 1.214 Kg Sampah

Andika Yohantoro, tokoh muda Kutai Timur, berjuang dalam pengolahan sampah di Composting Training Center (CTC) dari KPC yang ada di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. DOK. BUMI Andika Yohantoro, tokoh muda Kutai Timur, berjuang dalam pengolahan sampah di Composting Training Center (CTC) dari KPC yang ada di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Program kompos

Saat ini, KPC melalui program CSR Composting Training Center (CTC) mendorong Andika mengolah sampah domestik jadi kompos dan BBM.

Untuk ini, ia melakukan pengangkutan sampah domestik atau sampah rumah tangga di wilayahnya, kemudian melakukan pengolahan di CTC. Lalu, sampah tersebut didaur ulang jadi kompos dan BBM.

Kompos yang dihasilkan dapat mencapai 20 kg per karung dan dijual seharga Rp 45.000. Omzet dari kompos mencapai Rp 40juta per bulan.

Sementara itu, sampah plastik diolah menjadi BBM seperti bensin, solar, dan minyak tanah.

Sampah organik yang dihasilkan per hari adalah sekitar 3 ton, dan sampah anorganik 1 kuintal atau 2 ton per minggu.

“Pengolahan sampah menjadi kompos adalah salah satu solusi dalam mengurangi sampah domestik di Kutai Timur,” tambah Andika.

Baca juga: Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com