JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan saat ini pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sudah mencapai 50 juta pengguna. Sementara hingga akhir 2024, BI menargetkan jumlah pengguna QRIS sebanyak 55 juta pengguna.
“Saat ini jumlah merchant QRIS sudah mencapai 32 juta,” kata Destry di Jakarta Rabu (4/7/2024).
Destry mengatakan, digitalisasi adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Dia bilang, kalau ekonomi digital berkembang tentu harus didukung oleh sistem keuangan digital yang mumpuni.
“Kita coba terobosan-terobosan dengan menciptakan QRIS, transaksi tinggal pakai barcode dengan handphone,” jelas dia.
Baca juga: Masih Banyak Pemilik Warteg Belum Pakai QRIS, Apa Penyebabnya?
Tidak hanya penggunaan QRIS di dalam negeri saja yang didorong, namun penggunaan QRIS juga meluas ke negara - negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
“Jadi, kalau kita ada di Malaysia bisa mengunakan QRIS, dan itu bisa langsung transaksi,” jelas dia.
Baca juga: Kini Nasabah Krom Bank Bisa Transaksi QRIS lewat Aplikasi
Namun, hal yang membedakan kebijakan penggunaan QRIS di Indonesia berbeda dengan di luar negeri.
Di Indonesia berbagai jenis QRIS dari bank ataupun non bank, bisa dipindai lewat ponsel pintar, sementara di luar negeri setiap bank memiliki QR sendiri.
“Satu bedanya, kalau di Indonesia QRIS digunakan bank itu sama semua, mau BCA, Bank Mandiri, atau UOB semua bisa menggunakan QRIS. Kalau di negara lain, setiap bank punya QR sendiri. Kalau QRIS kan bisa masuk meskipun non bank,” tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.