Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Tidak Perlu Buru-buru Turunkan Harga BBM

Kompas.com - 15/04/2020, 08:31 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah masih belum melakukan penyesuaian harga BBM subsidi dan non-subsidi, meski harga minyak dunia sepanjang Maret 2020 telah terkoreksi hingga sekitar 40 persen.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, pemerintah sudah melakukan langkah yang tepat untuk tidak teburu-buru melakukan penurunan harga BBM.

Pasalnya, harga minyak dunia diproyeksi kembali menguat setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama mitra atau OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi minyak sebesar 9,7 juta barel per hari.

Baca juga: Luhut: Soal Said Didu, Itu Urusan Anak Buah Saya

"Apalagi penurunan harga BBM saat ini tidak akan memberikan dampak yang signifikan karena masyarakat yang bekerja di rumah serta industri yang cukup banyak menghentikan produksinya” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/4/2020).

Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk melakukan kajian terlebih mendalam terlebih dahulu, sebelum menyesuaikan harga BBM khususnya jenis premium.

"Meskipun harga minyak dunia turun, tetapi harga Premium tidak harus turun, apalagi turunnya menjadi Rp. 5.000 per liter," katanya.

Mamit menjelaskan, formula harga dasar BBM jenis premium diatur dalam Keputusan Menteri ESDM No 62 Tahun 2019.

Dengan berbagai perhitungan dalam formula tersebut, harga dasar BBM jenis premium seharusnya berada di kisaran Rp 5.473 per litern.

Baca juga: Pelatihan Online di Kartu Prakerja Tidak Gratis

"Kemudian ditambahkan dengan PPN 10 persen dan PBBKB 5 persen maka didapatkan harga jual BBM Premium RON 88 adalah sebesar Rp 6.300 per liternya," kata Mamit.

Dengan demikian, pemerintah disebut bisa melakukan penurunan harga BBM jenis premium sebesar Rp 150 per liter.

Namun, menurut Mamit selisih tersebut dinilai tidak terlalu berarti.

“Saat ini terjadi penurunan konsumsi untuk BBM sebanyak 23 persen, di mana Pertamina sebenarnya tidak dalam posisi yang terlalu menguntungkan," ucapnya.

Baca juga: Bogor, Depok dan Bekasi Terapkan PSBB, Bank Buka atau Tutup?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com