Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sangat Sedih Lihat Afrika: Miskin tapi Kaya Sumber Daya Mineral

Kompas.com - 02/02/2023, 11:42 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berbagi pengalaman terkait upaya hilirisasi yang dilakukan Indonesia saat melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara Afrika beberapa waktu lalu.

Menurut Luhut, sama halnya dengan Indonesia, negara-negara Afrika juga memiliki potensi sumber daya alam yang besar yang juga bisa dimanfaatkan.

"Saat saya di Afrika, sedih sekali. Sangat-sangat sedih. Negara yang sangat miskin tapi di sisi lain juga kaya akan sumber daya mineral," ucap Luhut dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (2/2/2023).

"Mereka punya lithium. Kalau kandungan lithium di sini kan cuma 0,5-0,9 (persen) tapi di sana, 5-6 mungkin 4-6 kandungan lithium di sana. Bayangkan itu, tapi negaranya sangat miskin," cerita Luhut.

Baca juga: Tarif Tol Jakarta Bandung 2023 Lengkap di Semua Gerbang Tolnya

Luhut pun kemudian berbagi pengalaman Indonesia yang telah mendorong hilirisasi mineral, khususnya nikel.

Klaim Luhut, Indonesia menikmati peningkatan ekspor produk turunan nikel yang melesat dari hanya 3,3 miliar dollar AS pada 2017-2018 menjadi 33,8 miliar dollar pada 2022.

"Saya berbagi pengalaman Indonesia dengan mereka. Mereka bertanya, 'Bagaimana bisa kalian dapat tawaran dan peluang itu?' Maka saya bilang, ayo kita berbagi semangat Asia-Afrika, Bandung Spirit. Mereka menyukainya," katanya.

Menurut Luhut, dalam kunjungan kerjanya ke Kenya, Kongo dan Zimbabwe itu, negara-negara Afrika tersebut melihat Indonesia sebagai panutan.

Baca juga: Kompol D Ketahuan Punya Istri Siri, Memang Boleh Polisi Poligami?

Di sisi lain, ia menambahkan pemerintah pun melihat peluang kerja sama dengan Afrika setelah pertemuan tersebut.

Pemerintah sendiri tengah terus membangun Kerja Sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation) atau kerja sama antara negara-negara berkembang.

Kerja sama tersebut diharapkan mampu memperkuat posisi strategis negara-negara berkembang, untuk pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan tidak dieksploitasi negara-negara maju.

"Mereka melihat Indonesia sebagai panutan. Dengan begitu kita bisa melihat kolaborasi South-South antara Indonesia, Afrika, dan Amerika Latin," beber Luhut.

"Mereka juga lihat data ekonomi kita dan sangat menyukainya, khususnya karena dukungan kebijakan hilirisasi," kata mantan Dubes Indonesia untuk Singapura ini.

Baca juga: AKBP Adalah Pangkat Perwira Polisi, Singkatan dari Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

Whats New
Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

Whats New
Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

Whats New
Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

Whats New
OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

Whats New
Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Whats New
Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Whats New
Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Whats New
Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Whats New
KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

Whats New
Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Whats New
Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

Whats New
Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Whats New
Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com