Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Tipis, Harga Emas Dunia Masih di Kisaran Level Terendah 5 Bulan

Kompas.com - 22/08/2023, 08:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia naik 0,3 persen pada akhir perdagangan Senin (21/8/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Kenaikan tipis itu tetap membuat emas bertahan di dekat level terendah dalam 5 bulan.

Pergerakan logam mulia terbebani kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau U.S Treasury, serta dipengaruhi penantian investor terhadap Jackson Hole Economic Symposium di akhir pekan ini.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,3 persen ke 1.893,82 dollar AS per ons, masih bertahan di dekat level terendah lima bulan yang disentuh pada Jumat lalu sebesar 1.883,70 dollar AS per ons.

Baca juga: Awal Pekan, Berapa Harga Emas Antam Terbaru? Simak Daftarnya

Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange juga naik tipis 0,3 persen ke level 1.923 dollar AS per ons.

"Retorika baru-baru ini yang datang dari pejabat The Fed agak condong ke hawkish. Imbal hasil Treasury telah meningkat. Itu menandakan sentimen bearish untuk logam mulia," ujar Analis Pasar Senior di Kitco, Jim Wyckoff.

Imbal hasil U.S Treasury tenor 10 tahun terus mengalami kenaikan menjadi sebesar 4,3439 persen, level tertinggi sejak Oktober 2022. Kondisi ini mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Di sisi lain, kenaikan tipis harga emas dunia didukung indeks dollar AS yang turun 0,1 persen pada perdagangan kemarin. Umumnya, pelemahan dollar AS membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mendorong minat pada emas.

Harga emas dunia trennya cenderung menurun, bahkan mencapai level terendah sejak pertengahan Maret 2023 dengan menyentuh level 1.883,70 dollar AS per ons pada akhir pekan lalu.

Pergerakan harga logam kuning itu snagat dipengaruhi data ekonomi AS yang terus menunjukkan penguatan, sehingga meningkatkan taruhan pasar bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan mendorong suku bunga yang lebih tinggi untuk periode waktu yang lebih lama.

Lantaran, kondisi perekonomian AS yang menguat itu berbanding terbalik dengan upaya The Fed untuk menjaga stabilitas perekonomian dengan menekan laju inflasi yang tinggi.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Saat ini, investor pun sedang menanti pidato Ketua Fed Jerome Powell pada hari Jumat mendatang, di saat momentum para gubernur bank sentral dari seluruh dunia berkumpul pada Jackson Hole Economic Symposium untuk konferensi tahunan mereka.

Pernyataan Powell pada simposium tersebut akan menjadi acuan pasar untuk mengetahui arah kebijakan suku bunga The Fed ke depannya.

Seperti diketahui, emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, namun kebijakan suku bunga The Fed sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga naik atau berada di level tinggi, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Namun sebaliknya, ketika suku bunga melemah maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengetahui Kadar Emas Perhiasan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com