Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Lanjut Menguat di Awal Sesi, Rupiah Melemah

Kompas.com - 24/11/2023, 09:41 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (24/11/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.14 WIB, IHSG berada pada level 7.039,37 atau menguat 0,5 persen (35,02 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.004,34.

Sebanyak 224 saham melaju di zona hijau dan 170 saham di zona merah. Sedangkan 225 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 3,1 miliar saham.

Baca juga: Menerka Arah IHSG Usai BI Tahan Suku Bunga

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) yang memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6 persen memberikan sentimen positif pada pasar.

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.995 – 7.010. Level psikologis akan diuji pada hari ini dan rentan akan koreksi," kata Maximilianus dalam analisisnya.

Baca juga: IHSG Melonjak 1,4 Persen, Rupiah Ikut Perkasa

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.10 WIB rupiah berada pada level Rp 15.580 per dollar AS, atau turun 28 poin (0,18 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.552 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, sentimen penggerak rupiah dan dollar AS kelihatannya belum berubah, masih soal ekspektasi pasar mengenai kebijakan suku bunga acuan AS ke depan.

“Kemarin, dollar AS kembali menguat terhadap mata uang utama dunia, dan bisa jadi, hari ini dollar AS juga ikut menguat terhadap nilai tukar emerging market termasuk rupiah,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Simak Rincian Kurs Rupiah 23 November di Bank Mandiri hingga BRI

Sentimen dari internal, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga. Ini dilakukan untuk mempengaruhi pasar karena sesuai dengan ekspektasi. Di sisi lain, pernyataan soal inflasi yang rendah dan terkendali diharapkan bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah.

“Dengan dua sentimen yang bertolak belakang ini, pergerakan rupiah mungkin bisa melemah di awal, lalu menguat pada penutupan pasar. Potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 15.600 per dollar AS, sementara potensi penguatan ke area Rp 15.500 per dollar AS,” jelas Ariston.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com