Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Asing Masuk Lagi, Bos BI: Rupiah Bakal Menguat hingga Akhir Tahun

Kompas.com - 03/05/2024, 18:40 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meyakini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan bergerak cenderung menguat hingga pengujung tahun 2024. Salah satu penopangnya ialah mulai kembali masuknya aliran modal asing atau capital inflow ke pasar keuangan RI.

Berdasarkan data JISDOR, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memang bergerak cenderung menguat selama beberapa hari terakhir. Pada Jumat (3/5/2024) hari ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.094 per dollar AS, menguat dari posisi Kamis (2/5/2024) kemarin sebesar Rp 16.202 per dollar AS.

"Kami meyakini dari Bank Indonesia bahwa penguatan nilai tukar rupiah itu akan terus berlangsung dari sekarang menjadi sampai dengan akhir tahun," ujar Perry, dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Proyeksi positif itu dibuat bank sentral dengan melihat data transaksi kontrak valuta asing (valas) di dalam maupun luar negeri. Oleh karenanya, Perry optimis, dalam kurun waktu 1 bulan ke depan, kurs rupiah bakal menguat ke level Rp 16.000 per dollar AS.

"Bank Indonesia meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan menguat ke Rp 16.000 dan kemudian Rp 15.800," katanya.

Aliran modal asing kembali masuk ke RI

Salah satu pemicu utama menguatnya kurs rupiah belakangan ialah kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan RI. Perry bilang, pada pekan pertama Mei, capital inflow kembali terjadi di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Di instrumen SRBI, nilai capital inflow mencapai Rp 1,58 triliun pada 3 hari pertama Mei. Nilai capital inflow lebih besar ditorehkan di instrumen SBN, yakni mencapai Rp 3,75 triliun.

"Itu faktor yang akan memperkuat stabilitas dan penguatan nilai tukar rupiah, yaitu kembali masuknya investasi portofolio tidak hanya di SRBI," tutur Perry.

Kembali masuknya aliran modal asing selaras dengan keputusan BI untuk mengerek suku bunga acuan BI Rate menjadi 6,25 persen pada gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) April lalu. Efek dari kenaikan suku bunga BI sudah dirasakan di pasar keuangan dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah.

Baca juga: IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Perry menjelaskan, kenaikan imbal hasil atau yield membuat obligasi RI kembali menjadi menarik. Bahkan, perbedaan yield obligasi SBN dengan yield obligasi negara berkembang lain, seperti India, sudah menjadi lebih baik.

"Sehingga itu menjadi atraktif," kata Perry.

Pada saat bersamaan, fundamental perekonomian RI dinilai masih terjaga di tengah ketidakpastian global yang meningkat. Hal ini pun akan menopang kinerja pasar keuangan RI, dan pada akhirnya mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

"Tentu saja prospek ekonomi menjadi daya tarik inflow," ucap Perry.

Baca juga: Perlunya Mitigasi Saat Rupiah Undervalued

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Whats New
Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com