Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Menguat di Awal Sesi

Kompas.com - 18/01/2024, 09:39 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (18/1/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 9.14 WIB, IHSG berada pada level 7.216,73 atau naik 16 poin (0,2 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.200,63.

Sebanyak 200 saham melaju di zona hijau dan 164 saham di zona merah. Sedangkan 237 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1 triliun dengan volume 1,9 miliar saham.

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, hari ini IHSG masih berpeluang mengalami penguatan karena sudah kembali ditutup di level 7.200.

“Jika mempertimbangkan kemampuan IHSG untuk mempertahankan level 7.200 sebagai support, maka peluang menguatnya lebih terlihat, namun tekanan pada saham-saham big caps masih cukup besar,” kata William dalam analisisnya.

Baca juga: IHSG Bakal Berbalik Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.08 WIB rupiah berada pada level Rp 15.621 per dollar AS, atau naik 22 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.643 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun menguat di awal sesi, namun rupiah dalam tren bearish saat ini atau melemah. Ini seiring dengan data ekonomi AS membaik.

Data penjualan ritel AS bulan Desember yang dirilis semalam menunjukkan kenaikan melebihi bulan sebelumnya. Membaiknya data tersebut memperkuat sinyal the Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuannya.

“Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dollar AS ke kisaran Rp 15.680 dengan support di kisaran Rp 15.600 per dollar AS, hari ini,” ujar Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: [POPULER MONEY] BI Sebut Kinerja Rupiah Masih Lebih Baik dari Ringgit, Baht dan Won | Alasan Kemenkau Naikkan Pajak Hiburan Khusus 40-75 Persen


Di sisi lain, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih bertahan menguat. Yield tenor 10 tahun sempat menguat ke area 4,12 persen dari posisi sebelumnya, 4,05 persen.

Selain karena menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed, ketegangan geopolitik yang masih berlangsung terutama di Timur Tengah, juga masih menjadi pemicu pelaku pasar masih ke aset dollar AS sebagai aset aman.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com