Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinergi Gula Nusantara Catat EBITDA Rp 1,1 Triliun pada 2023

Kompas.com - 04/02/2024, 08:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) mencatatkan EBITDA (earning before interest tax, depreciation, and amortization) atau laba kotor sebesar Rp 1,1 triliun.

Direktur Utama SGN Aris Toharisman mengatakan, meskipun terdampak El Nino yang menurunkan jumlah tebu giling, namun rendemen yang dicapai meningkat 111,6 persen dibandingkan tahun lalu, sehingga mendongkrak pertumbuhan positif pada kinerja finansial.

“2023 merupakan tahun pertama SGN mengelola 36 pabrik gula yang semula berada dibawah pengelolaan PTPN gula. Alhamdulillah pada tahun 2023 ini SGN dapat mencatatkan EBITDA hingga 1,1 triliun dan net profit positif,” kata Aris dalam siaran pers, Sabtu (3/2/2024).

Baca juga: GoTo Optimistis Capai EBITDA Positif di Akhir 2023, Ini Strateginya

Aris menyebut strategi regionalisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan SGN pada tahun 2023. Selain itu SGN dan petani tebu mitra berhasil mengembalikan pola kemitraan dari transaksional pembelian tebu menjadi sistem bagi hasil yang lebih menguntungkan kedua pihak.

"Dengan sistem regionalisasi ini kami membagi 36 pabrik kedalam 7 region. Masing-masing region mengatur awal giling sehingga setiap pabrik yang memulai giling mendapatkan kepastian pemenuhan bahan baku,” ujar Aris.

Dia menjelaskan, pabrik dengan efisiensi lebih tinggi dan harga pokok produksi rendah mendapatkan kesempatan memulai awal giling lebih awal. Dengan strategi ini pabrik-pabrik gula dapat beroperasi pada kapasitas optimal dengan meminimalkan kompetisi antar pabrik gula bersaudara.

“Didukung oleh mitra petani yang menyambut baik pemberlakuan bagi hasil, Alhamdulillah SGN bersama para petani tebu dapat bersinergi secara positif,” jelasnya.

Baca juga: Transformasi Bisnis Bikin Ebitda Pupuk Indonesia Naik 41 Persen Sepanjang 2021


Adapun kemitraan antara petani tebu dengan pabrik gula dilakukan melalui sistem bagi hasil yang menguntungkan masing-masing pihak. Aris bilang, sistem tersebut membuat petani termotivasi meningkatkan kualitas budidaya tebu karena akan berbanding lurus dengan apresiasi dari pabrik gula dan berdampak pada tingkat kesejahteraan mereka.

Di sisi lain, pabrik gula sangat terbantu dengan bahan baku tebu yang berkualitas yang tidak hanya berpengaruh pada kuantitas dan kualitas produksi gula melainkan juga pada performa pabrik. Dia menjelaskan, entitas eks PTPN gula sebagai pengelola on farm, PTPN Group, mitra petani, perbankan dan rekanan yang mendukung proses bisnis berjalan dengan baik.

“Kedepan kita sempurnakan ekosistem gula yang telah terbentuk ini sehingga apa yang diamanatkan dalam Perpres nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Pencapaian Swasembada Gula dapat kita wujudkan bersama,” lanjutnya.

Baca juga: BUMN Pengelola Kebun Tebu Bergabung, Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com