Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Awal Sesi

Kompas.com - 29/02/2024, 09:50 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (29/2/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.21 WIB, IHSG berada pada level 7.328,25 atau turun 0,38 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.328,63.

Sebanyak 209 saham melaju di zona hijau dan 188 saham di zona merah. Sedangkan 212 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,13 triliun dengan volume 2,5 miliar saham.

Baca juga: IHSG Hari Ini Diperkirakan Menguat, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG ditutup di atas level 7.320 pada hari Rabu dengan candle bullish marubozu yang mengindikasikan peluang untuk melanjutkan penguatan menuju 7.370-7.400.

“IHSG akan mengonfirmasi pembentukan wave (v) apabila menembus ke atas fraktal 7,403,” kata Ivan dalam analisisnya.

Bursa Asia mixed dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 0,28 persen (45,5 poin) pada level 16.582,39, dan Shanghai Komposit menguat 1,18 persen (34,9 poin) ke posisi 2.992,75. Sementara itu, Strait Times melemah 0,08 persen (2,5 poin) pada level 3.136,43, dan Nikkei turun 0,6 persen (260,5 poin) pada level 38.947,5.

Baca juga: Wall Street Berakhir Merah, Saham UnitedHralth, Intel, dan Alphabet Melemah

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.20 WIB rupiah berada pada level Rp 15.696 per dollar AS atau turun 4 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.692 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, sentimen yang membayangi pergerakan rupiah adalah data PDB kuartal IV di AS yang dirilis semalam yang direvisi turun dari 3,3 persen ke 3,2 persen membantu pelemahan dollar AS.

Selain itu petinggi The Fed yang berbicara semalam, John Williams, memberikan pandangan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS di semester kedua tahun ini.

“Rupiah berpeluang menguat terhadap dollar AS hari ini. Pelaku pasar masih ingin melihat data indikator inflasi AS Core PCE Price Index yang akan dirilis malam ini. Data yang lebih tinggi dari ekspektasi bisa mendorong penguatan dollar AS lagi,” ujar Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat di Atas Level 7.3000, Rupiah Melemah


Ariston mengatakan, inflasi yang meninggi bakal menunda pemangkasan suku bunga the Fed lebih lama lagi. Oleh karena itu, mungkin penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS tidak terlalu besar. Sementara sentimen dari dalam negeri, persoalan kenaikan harga pangan.

“Harga pangan bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah. Hari ini rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp 15.650 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.700 per dollar AS,” ujar Ariston.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com