JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mencatatkan kenaikan rugi bersih sepanjang 2023 sebesar Rp 190,2 miliar atau membemgkak 79,6 persen dibanding rugi tahun 2022 sebesar Rp 105,9 miliar.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan 2023, yang dirilis pada Senin (13/5/2024), kenaikan rugi bersih perusahaan akibat penurunan penjualan bersih perseroan selama tahun 2023.
Adapun penjualan bersih perseroan tercatat sebesar Rp 609,6 miliar pada 2023 atau turun dibanding tahun 2022 sebesar Rp 643,4 miliar.
Baca juga: Bata Buka-bukaan Alasan Tutup Pabriknya di Purwakarta
Penjualan yang lemah juga diikuti oleh penurunan beban pokok penjualan menjadi Rp 380,5 miliar pada 2023 dibanding tahun 2022 sebesar Rp 643,4 miliar.
Sepanjang 2023, perusahaan mencatatkan rugi usaha yang meningkat menjadi Rp 148,2 miliar dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 60,6 miliar.
Total aset perusahaan per Desember 2023 tercatat sebesar Rp 585,7 miliar atau turun dibanding tahun sebelumnya Rp 724,07 miliar.
Liabilitas atau utang juga mengalami kenaikan menjadi Rp 454,3 miliar per Desember 2023, dibandingkan 2022 sebesar Rp 404,4 miliar.
Mengutip RTI, pada perdagangan sesi II Senin harga saham BATA turun 6,49 persen ke level Rp 72 per saham. Dalam setahun terakhir harga saham BATA telah turun 87,9 persen.
BATA saat ini juga dihadapkan pada kondisi yang cukup berat dimana perusahaan telah menutup pabrik di Purwakarta Jawa Barat, serta melakukan PHK kepada karyawannnya.
BATA resmi tercatat di BEI pada Maret 1982, dan dilapas pada harga Rp 1.275 per saham dengan dana IPO yang diraup sebesar Rp 1,5 miliar.
Adapun pemegang saham pengendali BATA saat in adalah Bafin Nederland dengan komposisi 82 persen dari total saham perseroan.
Baca juga: Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.