Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kartu Identitas Anak Sasar 250.000 Anak di Kabupaten Semarang

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Semarang, Budi Kristianto mengatakan, pada tahun ini pihaknya mulai melakukan sosialisasi KIA kepada masyarakat.

"Kita baru mengajukan di anggaran APBD 2017 perubahan untuk sosialisasinya, sedangkan pengadaan blangko KIA direncanakan pada 2018 mendatang," kata Budi, Rabu (19/7).

Saat ini jumlah anak di Kabupaten Semarang yang tercatat di Dispendukcapil Kabupaten Semarang mencapai 250.769 anak. Mereka tersebar di seluruh 19 kecamatan dengan jenjang usia mulai 1 hari sampai 17 tahun.

Menurut Budi, anggaran yang diperlukan untuk program KIA sebesar Rp 1,1 miliar.

Tujuan dari program KIA sendiri adalah untuk meningkatkan pendataan, perlindungan dan pelayanan publik, serta sebagai upaya memberikan perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional warga negara.

Pelayanan publik berbasis KIA, kata Budi, akan diterapkan di berbagai lini. Mulai dari sekolah hingga pelayanan transportasi. Misalnya untuk mendaftar ke sekolah, maka salah satu persyaratannya adalah KIA.

Pemkab Semarang juga bisa bekerjasama dengan pengelola BRT Trans Jateng, sehingga siswa akan memperoleh diskon 50 persen.

"Dengan pihak swasta juga bisa, misalnya siswa membeli buku pelajaran di toko buku yang sudah kerjasama dengan Pemkab, maka siswa akan memperoleh diskon," imbuhnya.

Budi menambahkan, untuk teknis pengurusan KIA, hingga kini masih dalam tahap pengkajian. Namun ia berharap, kepengurusan KIA bisa dilakukan di kantor kecamatan masing-masing demi mendekatkan pelayanan kependudukan kepada warga Kabupaten Semarang.

"Syukur-syukur printer KIA bisa jadi satu dengan printer eKTP, maka hal itu bisa dilakukan di kecamatan," tuntasnya.

https://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/07/20/070000326/kartu-identitas-anak-sasar-250.000-anak-di-kabupaten-semarang-

Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke