Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rute KRL Baru: 3 Fasilitas Ini Perlu Diperbaiki

Berdasarkan tinjauannya, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat, Djoko Setijowarno menilai, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar penumpang KRL lebih mudah beradaptasi pada aturan baru ini.

1. Setiap tangga menuju peron atas, perlu dipasang peta rute KRL

Dia mengatakan, pihak stasiun ataupun operator KRL perlu memasang informasi berupa gambar peta rute KRL di tiap-tiap tangga yang menuju peron atas agar penumpang KRL lebih memahami harus menaiki peron berapa.

Meskipun menurutnya, informasi yang saat ini sudah disediakan sudah cukup membantu. Namun, dengan adanya gambar peta rute diharapkan akan membuat penumpang lebih memahaminya tanpa perlu bertanya ke petugas stasiun.

Hal ini terlihat sejak diterapkannya rute KRL baru, banyak penumpang yang salah menaiki peron maupun bertanya kepada petugas. Padahal di bawah tangga sudah diberikan informasi terkait tujuan KRL di tiap peron.

"Saya perhatikan literasi kita rendah, sudah ada petunjuk masih tanya lagi. Dia gak mau baca, padahal petunjuknya ada. Makanya saya bilang, tolong itu setelah ada tulisan (keterangan rute) dikasih gambar peta rutenya juga," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Misalnya, pada peron 6 untuk transit KRL dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Tanah Abang. Maka selain informasi berupa tulisan, pihak pengelola juga dapat menambahkan peta rute yang akan dilewati KRL di peron 6 tersebut.

Gambar peta rute KRL ini akan memudahkan penumpang yang akan menggunakan KRL Cikarang/Bekasi, di mana untuk KRL Cikarang/Bekasi ini juga dilayani dengan skema full racket di peron 7.

"Orang awam akan bingung ini tujuan Bekasi ada di track 7 juga di track 8 yang mana yang benar? Kalau track 7, anda bisa ke Bekasi tapi looping atau memutar. Tapi kalau track 8 otomatis anda bisa langsung ke Bekasi. Itu bisa dikasih peta rutenya dari Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Jatinegara, sampai Bekasi. Tapi kalau mau langsung ke Bekasi pilih track 8," jelasnya.

2. Sediakan papan yang menunjukkan waktu kedatangan KRL

Saat dia meninjau Stasiun Manggarai, dia menyayangkan tidak adanya papan yang menunjukkan waktu kedatangan KRL di tiap peron. Padahal fasilitas ini akan sangat memudahkan penumpang.

Meskipun saat ini sudah ada aplikasi KRL Access yang dapat memudahkan penumpang KRL mengetahui jam berapa KRL akan tiba di stasiun. Namun, tidak semua kalangan penumpang dapat mengakses aplikasi ini.

"Kan tidak semua punya smartphone. Orang yang sudah lansia kan tidak tahu dia," kata Djoko.

Kendati demikian, pengadaan fasilitas papan penunjuk kedatangan KRL nampaknya akan sulit direalisasikan mengingat Stasiun Manggarai masih dimiliki oleh Kementerian Perhubungan bukan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Dia berharap, celah ini dapat segera diselesaikan oleh PT KAI dan pemerintah karena penumpang KRL membutuhkan fasilitas informasi berupa papan penunjuk kedatangan KRL.

"Memang utk memasang penunjuk jam kedatangan kereta di Stasiun Manggarai, PT KAI belum bisa karena belum ada serah terima stasiun. Membangun yang tidak sesuai kontrak, PT KAI bisa ditegur," jelasnya.

3. Jumlah tangga, eskalator, dan lift perlu ditambah

Terkait tangga, eskalator, dan lift ini sempat dikeluhkan penumpang karena jumlahnya tidak dapat menampung penumpang di jam-jam sibuk. Eskalator juga terlihat sering tidak dioperasikan.

Dia menjelaskan, fasilitas tangga, eskalator, dan lift ini dibangun sekitar 1-2 tahun yang lalu saat jumlah lintasan kereta di Stasiun Manggarai masih sedikit.

Oleh karenanya, menurut dia, pihak stasiun perlu menambah tangga, eskalator, dan lift di stasiun tersebut untuk mengurangi kepadatan mobilitas penumpang di jam-jam sibuk.

"Perlu penambahan karena perencanaan awal hanya untuk SF 8 kereta, sekarang sudah menjadi 12 kereta," ujarnya.

Selain itu, operator stasiun juga perlu mengecek kembali kondisi eskalator dan lift yang ada. Pasalnya, kedua fasilitas ini sudah lama tidak pernah digunakan.

Hal ini agar mesin-mesin tersebut dapat beroperasi maksimal dan tidak membahayakan penumpang yang sedang melakukan transit.

"Lift itu bukan lift yang baru. Artinya lift yang sudah lama dibangun tidak digunakan sehingga perlu perawatan. Termasuk juga mungkin eskalatornya lama tidak digunakan," tutur dia.

https://money.kompas.com/read/2022/06/02/163400226/rute-krl-baru--3-fasilitas-ini-perlu-diperbaiki

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke