Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga BBM Sudah Naik, Sri Mulyani Sebut Subsidi Energi Tetap akan Bengkak

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan terus melakukan perhitungan anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun 2022.

Hal ini mengingat harga minyak mentah Indonesia atau ICP yang terus bergerak naik ataupun turun. Berapa APBN yang disiapkan untuk subsidi energi tahun ini?

Sebelumnya, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022, pemerintah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi menjadi tiga kali lipat.

Subsidi BBM dan elpiji naik dari Rp 77,5 triliun menjadi Rp 149,4 triliun serta subsidi listrik dari Rp 56,5 triliun menjadi Rp 59,6 triliun.

Sementara, kompensasi untuk BBM naik dari Rp 18,5 triliun menjadi Rp 252,5 triliun serta kompensasi untuk listrik naik dari Rp 0 menjadi Rp 41 triliun.

“Sehingga total subsidi dan kompensasi untuk BBM, elpiji, listrik itu mencapai Rp502,4 triliun,” ujar Sri Mulyani dikutip dari keterangan resminya pada Minggu (4/9/2022).

Perhitungan subsidi energi 2022

Lebih lanjut Sri Mulyani menjelaskan, angka Rp 502,4 triliun ini dihitung berdasarkan rata-rata dari ICP yang bisa mencapai 105 Dollar AS per barel dengan kurs Rp 14.700 per Dollar AS.

Dalam hal ini, volume Pertalite diperkirakan akan mencapai 29 juta kiloliter, sedangkan volume Solar bersubsidi adalah 17,44 juta kiloliter.

“Dengan harga minyak ICP yang turun ke 90 Dollar AS (per barel) sekalipun, maka harga rata-rata satu tahun itu masih di 98,8 Dollar AS atau hampir 99 Dollar AS (per barel),” jelasnya.

“Kalaupun harga minyak turun sampai di bawah 90 Dollar AS (per barel) maka keseluruhan tahun rata-rata ICP Indonesia masih di 97 Dollar AS (per barel),” sambung Sri Mulyani.

Menurut kalkulasi Sri Mulyani, anggaran subsidi akan naik menjadi Rp 653 triliun jika harga ICP adalah rata-rata 99 Dollar AS per barel.

Sedangkan jika harga ICP sebesar 85 Dollar AS per barel sampai Desember 2022 maka kenaikan subsidi menjadi Rp 640 triliun.

“Ini adalah kenaikan Rp 137 triliun atau Rp 151 triliun tergantung dari harga ICP. Perkembangan dari ICP ini harus dan akan terus kita monitor, karena memang suasana geopolitik dan suasana dari proyeksi ekonomi dunia masih akan sangat dinamis,” tandasnya.

https://money.kompas.com/read/2022/09/04/125915726/harga-bbm-sudah-naik-sri-mulyani-sebut-subsidi-energi-tetap-akan-bengkak

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke