Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Awal Sesi Bangkit, Rupiah Masih Lesu

Melansir data RTI, pukul 9.05 WIB, IHSG berada pada level 6.802,66 atau naik 15,08 poin (0,22 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.787,58.

Sebanyak 169 saham melaju di zona hijau dan 193 saham di zona merah. Sedangkan 192 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 933,64 miliar dengan volume 1,3 miliar saham.

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Strait Times 0,43 persen (14,26 poin) pada posisi 3.305, Hang Seng Hongkong di level 20.730,1 atau terkoreksi 0,25 persen (52,35 poin), dan Shanghai Komposit di level 3.384,7 atau melemah 0,87 poin, (0,03 persen). Sementara itu, Nikkei menguat 0,52 persen (147,6 poin) di level 28.662,4.

Pada penutupan perdagangan Senin, Wall Street berakhir hijau dengan kenaikan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,33 persen, menjadi masing-masing di level 4.151,32 (naik 13,6 poin), dan 33.987,18 (naik 100,71). Indeks acuan saham teknologi Nasdaq juga menguat 0,28 persen (34,26 poin) menjadi 12.157,72.

Sebelumnya, William Hartanto Founder WH Project mengatakan, hari ini IHSG berpeluang menguat, dengan pola bullish flag masih dalam pembentukkan dan belum terkonfirmasi. Namun sejauh ini belum ada indikasi IHSG akan menggagalkan pola ini dan berlanjut dengan pelemahan.

“Secara teknikal IHSG lebih memiliki peluang untuk bergerak sideways cenderung menguat sambil menunggu konfirmasi pola dalam range 6.668 sampai dengan 6.856,” kata William dalam analisisnya.

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.815 per dollar AS, atau turun 21 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.794 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelaku pasar mewaspadai penguatan dollar AS pagi ini terhadap nilai tukar lainnya. Indeks dollar AS terlihat menguat lagi pada perdagangan kemarin, dari kisaran 101 ke 102, karena data ekonomi AS yang dirilis Senin malam.

“Data ekonomi China yang dirilis pagi ini dan hasil rapat moneter BI di sore hari mungkin bisa mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dollar AS. Prospek ekonomi China dan Indonesia yang membaik bisa mendukung penguatan rupiah,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bisa bergerak pada kisaran Rp 14.830 per dollar AS sampai dengan Rp 14.750 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2023/04/18/093003826/ihsg-awal-sesi-bangkit-rupiah-masih-lesu

Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke