Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menjaga Momentum Ekonomi pada Tahun Pemilu

Pada kuartal kedua 2014 dan 2019, pertumbuhan ekonomi selalu positif. Diambil kuartal kedua karena insentif ekonomi Pemilu baru terlihat pada periode setelah dilakukan Pemilu.

Dari data BPS, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2014 adalah sebesar 5,12 persen. Dalam periode tersebut, pengeluaran Rumah Tangga (RT) tumbuh 5,59 persen dan berkontribusi pada PDB sebesar 55,79 persen.

Lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2013 sebesar 55,75 persen.

Pada Pemilu 2019, meski mengalami perlambatan, ekonomi masih tumbuh positif 5,02 persen. Konsumsi RT pada kuartal II 2019 mengalami ekspansi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,10 persen.

Penguatan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal II 2019 disebabkan kenaikan realisasi belanja barang dan jasa serta belanja pegawai (APBN) sebesar 8,23 persen.

Dalam periode Pemilu tersebut, jumlah uang (M2) yang mengalir ke dalam ekonomi juga meningkat. Misalnya, peredaran uang pada April 2014, adalah sebesar Rp 3.732 triliun. Lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar Rp 3.072,64 triliun.

Setali tiga uang dengan Pemilu 2019, di mana jumlah uang beredar berdasarkan data BI pada April 2019 adalah Rp 5.744 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya sebesar Rp 5.671 triliun.

Jumlah peredaran uang pada masa Pemilu 2014 diperkirakan meningkat hingga Rp 100 triliun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti biaya kampanye, logistik pemilu, dan praktik politik uang.

Peningkatan jumlah yang beredar juga terjadi pada Pemilu 2019 sebesar Rp 73 triliun.

Peredaran uang di masyarakat, selalu berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan jumlah uang beredar menggambarkan terjadi peningkatan transaksi yang berdampak positif pada ekonomi.

Dinamika demikianlah yang terjadi pada ekonomi Indonesia dalam masa Pemilu.

Sektor-sektor yang diperkirakan akan mengalami ekspansi pertumbuhan selama periode Pemilu adalah sektor tekstil, advertising, Telekomunikasi, consumer goods seperti Sembako dan transportasi. Sektor-sektor ini akan menjadi bahan bakar yang akan menggerakan motor ekonomi nasional.

Selain itu, anggaran Pemilu juga menjadi salah satu bahan bakar ekonomi. Pada Pemilu 2014, anggaran Pemilu sebesar Rp 15,62 triliun, Pemilu 2019 Rp 25,59 triliun, dan Pemilu 2024 dialokasikan Rp 76 triliun.

Penulis percaya, bahwa uang ini akan mengalami flowing down ke dalam ekonomi

Menjaga momentum pertumbuhan ekonomi

Jika dilihat dari opportunity of growth berdasarkan data-data historis, maka pada Pemilu 2024, mesin ekonomi akan terus menderu.

Yang perlu dijaga adalah aspek-aspek non ekonomi pada tahun politik tersebut. Terutama terkait stabilitas politik.

Tentu saja kita tak inginkan, namun gangguan stabilitas, selalu rentan terjadi pada tahun-tahun politik menjelang Pemilu. Polarisasi politik yang membengkak secara ideologis, bisa saja memicu gangguan stabilitas horisontal.

Demikian pun gangguan secara vertikal yang dikhawatirkan mengganggu kondusifitas roda pemerintahan.

Pemerintahan yang tengah berada di ujung periode, acapkali menyebabkan tergerusnya loyalitas pada kepala pemerintahan akibat faktor-faktor politik. Ini juga bisa berdampak pada kualitas kinerja pemerintah dalam mencapai target ekonomi.

Apalagi rata-rata menteri yang ada di kabinet pemerintahan adalah para elite politik atau key-person politik yang terlibat sebagai pemain inti dalam kontestasi politik.

Tentu saja dengan semua infrastruktur kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah, maka yang bertugas menjaga dinamitas kondisi politik dalam pemerintah.

Pemerintah dan entitas politik di dalamnya, haruslah menjadi wasit saja dalam kontestasi politik. Institusi kepemiluan seperti KPU, Bawaslu, TNI dan Polri diharapkan menjadi elemen penting dalam menjaga Pemilu yang fairness dan dengan keamanan dan ketertiban yang terjaga.

Selain dari itu, program-program bantuan sosial dari pemerintah di tahun politik, juga rentang mengalami penyimpangan.

Dampaknya, sasaran Bansos tidak tercapai. Akibatnya tidak memberikan efek bagi pertumbuhan konsumsi masyarakat di level akar rumput.

Oleh sebab itu, law enforcement dalam soal ini pun harus diperkuat. Jika kita bisa mengkapitalisasi opportunity of growth dengan baik di tahun politik, demikian juga stabilitas yang terjaga, maka ekonomi kita bisa terbang lebih tinggi pascapemilu. Semoga

https://money.kompas.com/read/2023/04/30/150455726/menjaga-momentum-ekonomi-pada-tahun-pemilu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke