Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil dan Sejarah Pelabuhan Cirebon

KOMPAS.com - Pelabuhan Cirebon adalah salah satu pelabuhan penting di Pulau Jawa. Pengelolaan pelabuhan di Jawa Barat ini berada di bawah PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, sebelumnya dikenal dengan Pelindo II.

Mengutip laman resmi Pelindo, Pelabuhan Cirebon merupakan pintu gerbang kegiatan usaha bagi para pelaku usaha di kawasan Provinsi Jawa Barat dan sebagian Provinsi Jawa Tengah.

Letak pelabuhan di Cirebon juga sangat strategis. Lokasi ada di lintasan Jalan Raya Nasional Pantura, Tol Trans Jawa, dan rel kereta api yang menghubungkan ke seluruh kota di Pulau Jawa menjadikan pelabuhan ini diuntungkan.

Memang apabila dibandingkan dengan 3 pelabuhan terbesar di Jawa seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas, keberadaan Pelabuhan Cirebon memang kalau populer.

Namun, pelabuhan di Jawa Barat ini bisa dibilang adalah salah satu yang tersibuk di Indonesia. Mengingat banyak industri di Cirebon dan sekitarnya yang mengandalkan pelabuhan ini.

Para pengusaha di kawasan Cirebon dan sekitarnya memilih menggunakan pelabuhan ini karena lokasinya dekat. Sementara apabila mengirim barang melalui Tanjung Priok maupun Tanjung Emas dirasa terlalu mahal.

Fasilitasnya pun terbilang lengkap. Pelabuhan Cirebon dilengkapi dengan kapal tunda, kapal pandu, dermaga, gudang, perkantoran, rumah sakit, fasilitas air bersih, dan area lapangan peti kemas yang luas.

Bahkan, total ada 18 dermaga di pelabuhan ini. Operasionalnya berjalan siang dan malam selama 24 jam.

Sejarah Pelabuhan Cirebon

Pada 1865, pemerintahan kolonial Belanda membangun Pelabuhan Cirebon di Kota Cirebon Jawa Barat. Pelabuhan Cirebon dilengkapi dengan fasilitas penumpukan petikemas, terminal batubara, terminal aspal curah dan tangki penampungan minyak kelapa sawit.

Selain itu, Pelabuhan Cirebon juga dapat melayani barang curah kering, curah cair, dan barang dalam karung. Namun jika ditelusuri lebih jauh, ada pendapat kalau pelabuhan ini sudah ada sejak bersamaan dengan berdirinya Kota Cirebon pada 1371.

Bahkan menurut beberapa catatan sejarah, Kota Cirebon yang ada di pesisir Pantai Utara ini kerap didatangi kapal-kapal besar, seperti kapal Portugis sebagaimana pernah dicatat pelaut Portugis, Tome Pires pada 1513.

Dalam catatannya, Tome Pires menyebut kala itu Pelabuhan Cirebon sangat ramai, di mana sungai-sungainya jadi sarana lalu lintas kapal-kapal ukuran besar dan kegiatan perdagangan.

Belanda sendiri mulai membangun Pelabuhan Cirebon pada 1865 dengan fase awal dibangun parit yang mengelilingi pelabuhan. Bagi Belanda, keberadaan pelabuhan di Cirebon sangat penting.

Ini mengingat banyak sekali komoditas perkebunan yang dihasilkan dari kawasan Cirebon, Majalengka, Kuningan, dan Indramayu yang bisa diekspor. Terutama perkebunan tebu yang menghasilkan manisnya gula.

Bahkan pada tahun 1919, pemerintah Kolonial Belanda menambah jumlah gudang-gudang baru karena kapasitas pelabuhan ini yang semakin besar. Berikutnya pada 1927, kantor pelabuhan pun dibangun untuk melengkapi fasilitas di sana.

Oleh Belanda, status Pelabuhan Cirebon menginduk ke Tanjung Emas di Semarang. Status ini masih berlaku hingga masa penjajahan Jepang dan kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1951, Pelabuhan Cirebon diberikan hak otonomi dari segi operasional dan organisasi hingga kemudian dibentuk PN Pelabuhan (cikal bakal Pelindo) yang mengelola pelabuhan ini.

https://money.kompas.com/read/2023/07/13/143229426/profil-dan-sejarah-pelabuhan-cirebon

Terkini Lainnya

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Whats New
Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Whats New
Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Spend Smart
Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke