Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Perbedaan E-commerce dan Social Commerce?

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun pandemi mereda, tren belanja online masih terus diminati. Berdasarkan laporan Google dan Temasek mencatat, pola belanja online tetap meningkat pasca pandemi, walaupun jumlah transaksinya tidak setinggi ketika pandemi.

Hal ini juga didorong dengan banyaknya e-commerce dan social commerce bermunculan yang menjadi opsi masyarakat untuk beberlanja.

Namun sebenarnya apa perbedaan e-commerce dan social commerce?

Digital Economy Researcher INDEF Nailul Huda menjelaskan e-commerce adalah pembelian dan penjualan barang, jasa, atau data melalui jaringan elektronik di internet. Transaksi yang diselesaikan lewat e-commerce terjadi melalui platform penjualan online situs web e-niaga dan pasar digital.

Sementara social commerce adalah menggabungkan jejaring sosial dan e-commerce dengan iklan tertarget dan personal.

"Media sosial memfasilitasi koneksi, konten online mendukung interaksi sosial, discovery platform transaksi belum terjadi di platform," ujarnya dalam Diskusi Publik Project S TikTok, yang disiarkan virtual, Senin (24/7/2023).

Kemudian untuk pola bisnis social commerce dijelaskan Huda adalah menawarkan harga yang lebih murah bagi kedua sisi konsumen baik penjual ataupun pembeli. Hal itu lantaran di social commerce tidak memiliki biaya administrasi hingga pajak.

"Seller konsumen menggunakan social commerce itu akan mendapatkan harga yang lebih murah. Begitupun dengan seler, saat ini memang tidak ada biaya administrasi pajak, sehingga jauh lebih murah dibandingkan dari e-commerce karna ada biaya admin dan pajaknya," katanya.

Karena hal itulah orang-orang saat ini lebih banyak tertarik untuk berbelanja online melalui social commerce.

Namun di sisi lain menurut dia, hal ini menimbulkan polemik lantaran banyaknya para penjual lokal yang menjual produk-produk impor yang mayoritasnya berasal dari China. Efeknya, membuat produk UMKM di Tanah Air kalah saing.

Oleh sebab itu, Huda meminta Kementerian Perdagangan untuk segera merevisi aturan nomor 50 tahun 2022 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

Menurut dia, impor meningkat seiring terjadinya social commerce boom dan e-commerce boom. Banyak data-data beredar yang menyebutkan hingga 95 persen produk-produk e-commerce berasal dari impor.

"Mungkin seller-nya lokal tapi produk-produknya dari impor, terutama China. Ini yang harus dibahas dalam revisi Permendag Nomor 50," ungkap Huda.

https://money.kompas.com/read/2023/07/24/151000426/apa-perbedaan-e-commerce-dan-social-commerce-

Terkini Lainnya

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 69

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 69

Whats New
Daftar Kebijakan yang Berlaku Mulai 1 Juni 2024

Daftar Kebijakan yang Berlaku Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia Berlaku Juni 2024

Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia Berlaku Juni 2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Sabtu 1 Juni 2024: Ikan Bandeng Naik, Daging Sapi Turun

Harga Bahan Pokok Sabtu 1 Juni 2024: Ikan Bandeng Naik, Daging Sapi Turun

Whats New
Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru di Seluruh Indonesia Per 1 Juni 2024

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru di Seluruh Indonesia Per 1 Juni 2024

Whats New
Wujudkan “Changes for the Better”, Global Awareness Campaign “Automating the World” Dorong Perubahan Positif untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Wujudkan “Changes for the Better”, Global Awareness Campaign “Automating the World” Dorong Perubahan Positif untuk Masa Depan yang Lebih Baik

BrandzView
Induksi Elektromagnetik Disebut Jadi Penyebab Besi Proyek Jatuh, MRT Jakart: Masih Terlalu Dini

Induksi Elektromagnetik Disebut Jadi Penyebab Besi Proyek Jatuh, MRT Jakart: Masih Terlalu Dini

Whats New
[POPULER MONEY] Antam Bantah Beredar Emas Palsu | Tarik Tunai Lewat EDC BCA Dikenai Biaya Rp 4.000

[POPULER MONEY] Antam Bantah Beredar Emas Palsu | Tarik Tunai Lewat EDC BCA Dikenai Biaya Rp 4.000

Whats New
BP Tapera Sebut Iuran Tapera Bisa Diambil Jika Pekerja 'Resign' atau Kena PHK

BP Tapera Sebut Iuran Tapera Bisa Diambil Jika Pekerja "Resign" atau Kena PHK

Whats New
Watsons Gelar Pesta Diskon Skincare dan Kosmetik di Sun Plaza Medan

Watsons Gelar Pesta Diskon Skincare dan Kosmetik di Sun Plaza Medan

Spend Smart
Cara Cek Mutasi Rekening di BCA Mobile

Cara Cek Mutasi Rekening di BCA Mobile

Work Smart
Cara Daftar sebagai Merchant QRIS

Cara Daftar sebagai Merchant QRIS

Work Smart
Portofolio Investasi Tapera Didominasi Penempatan ke Obligasi Negara

Portofolio Investasi Tapera Didominasi Penempatan ke Obligasi Negara

Whats New
Asosiasi Tegaskan Komitmen Lindungi Anak-anak dari Produk Tembakau Alternatif

Asosiasi Tegaskan Komitmen Lindungi Anak-anak dari Produk Tembakau Alternatif

Whats New
Mitratel Bagi-bagi Dividen Rp 1,4 Triliun, Ada Dividen Spesial

Mitratel Bagi-bagi Dividen Rp 1,4 Triliun, Ada Dividen Spesial

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke