Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sempat Bangkrut, Perajin Batik Boyolali Ini Kembali Bangkit dan Sukses berkat Ekspor Ritel di E-Commerce

KOMPAS.com – Dampak pandemi Covid-19 membuat banyak pedagang dan pengusaha harus merelakan bisnisnya bangkrut. Salah satunya dialami oleh Achmad Latief (37).

Pria yang merintis usaha batik sejak 2008 di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta itu terpaksa menutup tokonya akibat pandemi. Pasalnya, omzet penjualan tokonya anjlok drastis hingga nol rupiah.

Namun, Achmad tidak menyerah dengan keadaan. Ia mencoba mengikuti saran dari rekannya untuk memulai bisnis secara online. Pada akhir 2020, Achmad memutuskan membuka toko online di marketplace dengan pertimbangan pangsa pasar yang luas dan dapat menjangkau seluruh Indonesia.

Awalnya, Achmad merasa kebingungan karena tidak terbiasa menjalankan bisnis secara online. Namun, ia tetap giat belajar hingga mampu memahami seluk-beluk berjualan secara digital.

“Saya terbiasa jualan langsung ketemu pembeli, tapi tiba-tiba (jualan) cuma pakai handphone dan komputer. Perlahan-lahan saya mulai menikmati dan ternyata enggak sesulit yang dibayangkan. Apalagi, saya juga ikut Bimbel Shopee dan diajari cara memulai bisnis secara online,” ujar Achmad.

Perjuangan dan kerja keras Achmad pun mulai membuahkan hasil. Pada akhir 2021, omzetnya perlahan meningkat. Puncaknya pada Ramadhan 2023, omzet penjualannya menyentuh miliaran rupiah.

Achmad pun berhasil membangun gudang dan rumah produksi untuk Toko Zahra 27 miliknya di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Manfaatkan peluang ekspor retail

Tidak berpuas diri dengan capaian tersebut, Achmad terus mengembangkan usahanya ke pasar internasional dengan memanfaatkan program Ekspor Shopee.

Untuk diketahui, program Ekspor Shopee yang diinisiasi Shopee memungkinkan pelaku usaha kecil untuk menembus pasar ekspor melalui mekanisme cross border commerce.

Program tersebut membuka peluang bagi pelaku UMKM yang ingin melebarkan pasar ke luar negeri. Terlebih, Shopee memberikan kemudahan mekanisme ekspor tanpa kuota tertentu.

Hal itu memungkinkan Achmad mengekspor produk batiknya dalam jumlah berapa pun sesuai pesanan pelanggan.

“Alhamdulillah, enggak ribet sama sekali. Saya enggak perlu tambah biaya apa pun. Pelanggan juga enggak harus bayar ongkos kirim (ongkir) mahal-mahal. Mau beli satu atau dua saja bisa. Saya tetap bisa jual produk dengan harga mulai dari Rp 40.000 sampai yang paling mahal Rp 200.000,” ungkapnya.

Berkat program tersebut, Achmad berhasil mengekspor produk batik buatannya ke berbagai negara, seperti Malaysia dan Singapura. Ia pun bangga karena produknya dipakai oleh orang luar negeri.

“Saya senang bisa memperkenalkan produk dalam negeri ke dunia luar. Bangga banget rasanya karena tidak pernah menyangka ada yang tertarik membeli (produk saya) di luar negeri. Waktu itu, penjualan ekspor perdana ke Malaysia,” katanya.

Berkat kondisi bisnisnya yang semakin stabil, Achmad mampu memberdayakan keluarga dan puluhan warga di lingkungan rumahnya untuk mengelola produksi batik Toko Zahra 27. Dengan demikian, usahanya dapat semakin berkembang.

https://money.kompas.com/read/2023/08/09/115300226/sempat-bangkrut-perajin-batik-boyolali-ini-kembali-bangkit-dan-sukses-berkat

Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke