JAKARTA, KOMPAS.com - LRT Jabodebek akan segera dioperasikan secara komersial pada 30 Agustus mendatang sehingga dapat menjadi pilihan angkutan umum bagi masyarakat.
Pemerintah pun telah menetapkan tarif LRT Jabodebek dalam Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) Nomor KM 67 Tahun 2023.
Berdasarkan kepmen tersebut, besaran tarif LRT Jabodebek, yaitu Rp 5.000 untuk satu kilometer pertama dan kilometer selanjutnya berlaku Rp 700 per kilometer.
Moda transportasi ini akan melayani perjalanan dari Jakarta ke Bekasi dan Jakarta ke Cibubur maupun sebaliknya.
Adapun tarif LRT Jabodebek rute Stasiun Dukuh Atas Jakarta ke Jatimulya Bekasi sebesar Rp 23.900, Dukuh Atas ke Harjamukti Cibubur sebesar Rp 21.800, dan tarif terjauh dari Harjamukti ke Jatimulya sebesar Rp 27.400.
Perlu dicatat, besaran tarif tersebut sudah memperhitungkan subsidi tarif dari pemerintah.
Lalu bagaimana tanggapan masyarakat terkait besaran tarif LRT Jabodebek ini? Terutama bagi para pekerja di Jakarta yang tinggal di wilayah Bekasi dan Cibubur.
Pertimbangan Pekerja dari Bekasi
Bagi sebagian warga Bekasi, kehadiran LRT Jabodebek sangat dinanti. Seperti kata Dika (28), karyawan swasta.
Dika berminat menggunakan kereta api tanpa masinis ini menjadi pilihan moda transportasi untuk bekerja, lantaran stasiun LRT Jabodebek lebih dekat dari rumahnya ketimbang stasiun KRL yang selama ini dia gunakan untuk berangkat kerja.
"Tertarik, lumayan lebih banyak opsi. (Alasannya) lebih ke waktu sih," kata Dika kepada Kompas.com, Senin (21/8/2023).
"Apalagi KRL yang dari Cikarang/Bekasi suka enggak jelas headway-nya," tambahnya.
Sementara untuk hitungan ongkos, Dika bilang, total ongkos yang dia keluarkan untuk naik LRT Jabodebek beda tipis dengan ongkos naik KRL.
Selama ini ongkos yang dia keluarkan untuk naik KRL dari rumah ke stasiun lalu dari stasiun ke tempat kerja sekitar Rp 50.000-70.000 per hari.
Meski tarif KRL berlaku flat Rp 3.500 sekali jalan, namun dia mengeluarkan cukup banyak ongkos untuk membayar ojek online dari rumah ke stasiun dan dari stasiun ke kantornya.
Sementara, estimasi ongkos yang akan dikeluarkan untuk naik LRT Jabodebek dari Bekasi sekitar Rp 60.000 per hari. Estimasi ini berbeda tipis dengan ongkos naik KRL karena stasiun LRT lebih dekat dari rumahnya.
"Emang berat di ojolnya. Saya lebih dekat ke stasiun LRT soalnya daripada KRL," jelas Dika.
Menurutnya, dengan tarif LRT Jabodebek rute Stasiun Jatimulya-Dukuh Atas sebesar Rp 23.900 sudah cukup terjangkau bagi pekerja sepertinya.
"Buat saya sudah lumayan (murah) sih, mengingat ongkosnya beda-beda tipis sama kalau saya naik KRL. Tapi kaau bisa lebih murah kenapa enggak?" ucapnya.
Sementara itu, warga Bekasi lainnya menuturkan, menggunakan LRT Jabodebek untuk angkutan umum ke Jakarta memiliki beberapa keunggulan, yakni waktu tempuhnya yang lebih cepat.
"Waktu tempuh dari Bekasi ke Jakarta pakai LRT lebih cepat daripada pakai kendaraan pribadi," ujar RN (28 tahun), karyawan swasta.
RN yang sehari-harinya bekerja menggunakan kendaraan pribadi dan ojek online ini mengaku akan menggunakan LRT Jabodebek saat sudah beroperasi nanti.
Sebab, dia menantikan fasilitas LRT Jabodebek yang lebih nyaman dibandingkan moda transportasi lain seperti ojek online maupun KRL.
"Buat aku yang bukan anak KRL dan lebih suka pakai ojol, tarif LRT murah banget untuk dapetin fasilitas dan kenyamanannya," ucapnya.
"Buat aku yang enggak suka gerah pas sampai kantor, lebih baik pilih LRT sih dibanding KRL atau ojol. Enggak desak-desakkan, enggak kena macet, enggak gerah," tambahnya.
Dia mengungkapkan, ongkos yang biasa dia keluarkan untuk naik ojek online untuk pergi dan pulang kerja sekitar Rp 50.000-65.000.
Sementara tarif LRT Jabodebek dari Bekasi ke Jakarta sekitar Rp 47.800 per hari. "Kalau soal ongkos dari rumah ke stasiun dan dari stasiun ke kantor sih nggak masalah," kata RN.
"Sekalipun rutenya paling jauh, aku bakal tetep pilih LRT sih karena memang worth it banget untuk Bekasi-Jakarta dibanding mobil sendiri," ungkapnya.
Namun menurut warga Bekasi Timur, Rully, dia enggan menggunakan LRT Jabodebek sebagai moda transportasi menuju Jakarta, meskipun Stasiun Jatimulya lebih dekat dari rumahnya.
Sebab dia mempertimbangkan tarif LRT Jabodebek yang menurutnya lebih mahal dari KRL dan juga aspek keamanan moda transportasi baru ini.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ongkos naik KRL sekitar Rp 8.000 per hari sedangkan ongkos naik LRT Jabodebek bisa mencapai Rp 40.000 lebih per harinya. Selisih harga antar kedua angkutan berbasis rel itu cukup jauh meskipun LRT dia akui lebih nyaman dibanding KRL.
"Sebelum LRT jadi, sempat mikir bakal pakai LRT nantinya buat transportasi umum harian dari Jatimulya ke Dukuh Atas karena stasiunnya lebih deket rumah. Tapi setelah tahu tarifnya Rp 20.000 lebih dan keamanan belum jelas, kayanya aku belum bakal pakai LRT deh nantinya. Karena mending naik KRL jauh lebih murah dan sudah pasti keamanannya," jelas Rully.
Pertimbangan Pekerja dari Cibubur
Sementara menurut warga Cibubur, ada pilihan moda transportasi umum lain yang lebih murah ketimbang LRT Jabodebek, yaitu bus Royaltrans dari PT Transjakarta dengan akses yang lebih memadai.
Rara (30 tahun) seorang karyawan swasta merincikan, ongkos yang dia keluarkan selama menggunakan bus Royaltrans sekitar Rp 20.000 ditambah ongkos ojek online sekitar Rp 14.000, jadi totalnya sekitar Rp 34.000 untuk sekali perjalanan.
"Sehabis (naik Royaltrans) itu jalan kaki karena pemberhentian Royaltrans bisa di sepanjang bus stop Rasuna Said, Sudirman, Thamrin, Balaikota, Senayan, Blok M," kata Rara.
Dia memperkirakan, waktu tempuh Cibubur ke Jakarta menggunakan bus Royaltrans sekitar 1 jam sampai 1,5 jam.
Bahkan jika sedang tidak buru-buru, dia bisa menggunakan bus Transjakarta reguler dengan tarif hanya Rp 3.500. Namun bisa menghabiskan waktu 2,5 jam sampai 3 jam karena lama menunggu bus.
Sementara jika dibandingkan dengan LRT Jabodebek, memang tarifnya hanya Rp 21.800 untuk sekali perjalanan dari Stasiun Harjamukti ke Dukuh Atas. Adapun waktu tempuhnya lebih cepat yaitu 35-45 menit.
Namun dia juga harus memperhitungkan tarif dari rumah menuju stasiun Harjamukti sekitar Rp 14.000 dan dari stasiun Dukuh Atas sekitar Rp 14.000.
"Di Dukuh Atas harus sambung Transjakarta lagi, takes time banget pula meski cuma nambah Rp 3.500. Kalau naik ojol harus nambah Rp 14.000 lagi," terangnya.
Artinya ongkos naik LRT Jabodebek yang harus dia keluarkan sekitar Rp 49.800 untuk sekali jalan sehingga dalam sehari dia bisa habis hampir Rp 100.000 untuk ongkos saja.
"Apalah arti jarak tempuh kalau dihitung perbulan ongkos bisa Rp 1,4 juta pergi pulang. Mendingan tetap naik Royaltrans berangkat lebih pagi dikit bisa tidur di bus. Tapi nggak makan ongkos lebih banyak karena bisa turun langsung di area kantor," ucapnya.
Tapi bukan berarti dia tidak akan menggunakan LRT Jabodebek sama sekali. Dia masih mempertimbangkan menggunakan moda transportasi ini meski hanya sesekali saja.
"Kalaupun pake LRT paling cuma berangkat or pulangnya saja. Nggak PP (pulang-pergi)," kata dia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang karyawan swasta, Indah (29). Indah lebih memilih menggunakan bus Royaltrans untuk perjalanan dari rumah di Cibubur ke kantor yang ada di Jakarta karena lebih murah.
"Kalau aku buat nyampe kantor dari stasiun Dukuh Atasnya harus naik busway/kendaraan lain. Jadi nambah biaya. Kalau naik Royaltrans bisa turun depan kantor cuma bayar Rp 20.000," ungkap Indah.
https://money.kompas.com/read/2023/08/21/154000526/kala-pekerja-menimbang-ongkos-naik-lrt-jabodebek