Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Kerek Target Penerimaan Bea dan Cukai di Tengah Tren Pelemahan, Realistis?

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mematok target penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 320,98 triliun dalam APBN 2024. Target ini lebih tinggi dari target dalam APBN 2023, yakni sebesar Rp 303,2 triliun.

Keputusan pemerintah untuk mengerek target pungutan bea dan cukai diambil di tengah tren perlambatan pungutan.

Berdasarkan data APBN KiTa edisi September 2023, pungutan bea dan cukai ambles 16,8 persen sampai dengan Agustus 2023.

Penurunan penerimaan bea dan cukai itu disebabkan oleh sejumlah hal. Salah satunya ialah dampak dari merosotnya harga komoditas ekspor unggulan nasional.

Meskipun tengah berada dalam tren penurunan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, target pungutan bea dan cukai yang meningkat pada tahun depan realistis untuk dicapai.

Sejumlah strategi khusus akan disiapkan oleh pemerintah guna mendongkrak pungutan bea dan cukai.

Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Wahyu Utomo mengatakan, strategi yang disiapkan mencakup ekstensifikasi. Namun, ia tidak membeberkan secara rinci perluasan pungutan seperti apa yang akan dilakukan.

"Termasuk juga penegakan hukum, termasuk inovasinya lah," kata dia, ditemui di Jakarta, Jumat (22/9/2023).

Wahyu menyadari, pada tahun depan perekonomian nasional masih akan dibayangi ketidakpastian. Hal ini pun berpotensi berimbas terhadap pendapatan negara.


Meskipun demikian, Wahyu menilai, perekonomian Indonesia memiliki daya tahan yang lebih baik di tengah ketidakpastian global. Buktinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berada di atas 5 persen selama 7 kuartal terakhir.

"Kita sebetulnya punya modalitas ketangguhan ekonomi plus ketangguhan fisal yang baik, itu salah satu cara mengatasi ketidakpastian," ucap Wahyu.

Sebagai informasi, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai baru mencapai Rp 171,6 triliun hingga Agustus. Nilai tersebut baru setara 56,6 persen dari target yang ditetapkan, dan turun 16,8 persen secara tahunan.

Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh anjloknya pungutan bea keluar dan cukai. Tercatat pungutan bea keluar sampai dengan Agustus baru mencapai Rp 6,8 triliun, anjlok 80,3 persen secara tahunan.

Berdasarkan bahan paparan APBN KiTa, penurunan itu disebabkan oleh anjloknya bea keluar produk sawit sebesar 82 persen, dipengaruhi harga minyak kelapa sawit mentah yang lebih rendah. Kemudian, pungutan bea keluar tembaga merosot 70 persen, imbas dari turunnya volume ekspor tembaga.

Sementara itu, penerimaan cukai sampai dengan Agustus sebesar Rp 126,8 triliun. Nilai ini turun 5,8 persen secara tahunan.

https://money.kompas.com/read/2023/09/22/210000026/pemerintah-kerek-target-penerimaan-bea-dan-cukai-di-tengah-tren-pelemahan

Terkini Lainnya

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Whats New
Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Whats New
Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Whats New
Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Whats New
Menunda Tapera untuk Pekerja

Menunda Tapera untuk Pekerja

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Work Smart
Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke