Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Aspek "Human Capital Leadership" untuk Generasi Produktif Indonesia 2045

Negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok, sedang berjibaku bagaimana meningkatkan usia produktif. Pemimpin harus memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan kualitas manusia.

Kepemimpinan modal manusia (human capital leadership) untuk pemuda melibatkan pembentukan lingkungan di mana individu muda dapat tumbuh, belajar, dan berkembang, akhirnya berkontribusi pada kesuksesan pribadi mereka dan kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Kepemimpinan menjadi penting, khususnya yang berorientasi pada peningkatan kualitas manusia. Kepemimpinan dalam konteks ini adalah kepemimpinan yang berfokus pada peningkatan kualitas manusia secara holistik: emosi, kemampuan, modal sosial, dan karakter.

Peningkatan kualitas manusia mencakup keterampilan, pengetahuan, inovasi, dan kemampuan individu untuk menjalankan tugasnya agar bisa menciptakan suatu nilai.

Sebagai upaya menuju Indonesia Emas 2045, para pemimpin kita perlu mempunyai dan meningkatkan empat modal, yakni modal moral dan budaya (kepribadian), modal intelektual (kesempatan), modal organisasi dan kewirausahaan (produktivitas), dan modal kesehatan dan tenaga kerja (keberlanjutan).

Kita akan bahas satu per satu.

Modal moral dan budaya (Cultural & Moral Capital)

Kedua aspek ini mengungkap keterampilan-keterampilan tertentu yang membuat anak muda dapat memotivasi dirinya untuk terus bertumbuh.

Hal ini menunjukan pentingnya mengembangkan karakter dan budaya secara berkala bagi insan muda. Dua hal ini tidak bisa kita negosiasikan.

Bangsa yang besar terdiri dari rakyat yang punya semangat juang, inovasi, dan pantang menyerah.

Kita beruntung punya banyak tokoh bangsa yang bisa kita teladani sifatnya. Salah satu sifat yang bisa kita teladani adalah berorientasi pada tujuan.

Manusia Indonesia kedepan haruslah berorientasi pada tujuan (purpose-driven), punya pola pikir untuk terus bertumbuh, dan gigih. Punya ‘self management skills’ yang baik.

Cherewick et al., (2023) membuktikan bahwa punya growth mindset dan kegigihan membuat kita tidak mudah depresi dan cemas.

Hayden, et al., (2023) menyingkap hubungan antara purpose-driven dan growth mindset. Mereka meneliti bagaimana pola pikir guru setelah ia merenungi misinya. Hasil membuktikan bahwa guru yang fokus pada misinya cenderung punya pola pikir bertumbuh.

Singkatnya, jika kita punya tujuan besar, kita akan terdorong untuk terus berkembang. Banyak orang hebat yang mencapai posisinya sekarang karena punya visi jauh kedepan, seperti Elon Musk, Steve Jobs, dan lain sebagainya. Mereka sadar kalau ingin melaju jauh, harus punya growth mindset.

Memiliki pola pikir bertumbuh juga berdampak pada kesehatan mental kita. Menurut Lai, et al., (2022), growth mindset punya pengaruh jangka panjang terhadap kesehatan mental kita. Pengaruh yang sama juga dimiliki oleh orang yang fokus terhadap misinya.

Semakin ke sini, kita akan dihadapkan pada tanggung jawab lebih besar, mulai dari pengentasan kemiskinan, mengembangkan teknologi, dan menyelesaikan isu perubahan iklim.

Alhasil, manusia Indonesia harus berkarakter dan punya kesehatan mental yang kuat. Mental kuat berimplikasi pada ketangguhan diri kita sebagai manusia.

Resiliensi menjadi satu lagi trait penting di tengah ketidakpastian era sekarang. Perkembangan teknologi saat ini mendorong kita untuk berlari cepat. Dan berlari cepat membutuhkan ketangguhan dalam diri kita.

Studi dari Bonanno (2004) menegaskan kalau ketahanan diri membuat kita jadi pribadi yang tidak mudah stres, mampu menghadapi tantangan, dan menganggap tantangan sebagai peluang.

Fondasi-fondasi inilah yang menjadi awal dari manusia Indonesia yang tangguh dan inovatif.

Kalau melihat dari sejarah kita, baik Bung Hatta, Bung Karno, Sutan Syahrir, HOS Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan tokoh bangsa lainnya memiliki modal karakter dan kompas moral yang luar biasa kuat. Tanpa hal-hal itu, mereka mungkin tidak bisa membawa Indonesia jadi negara merdeka.

Modal intelektual (Intellectual Capital)

Aspek ini berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengembangkan berbagai keterampilannya untuk mengatur dan mengelola dirinya serta beradaptasi dengan lingkungan.

Setelah tuntas persoalan dalam diri, calon generus bangsa perlu mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri mereka, khususnya mengembangkan keterampilan yang relevan dengan situasi saat ini.

Kita bisa mengambil kursus, workshop, sertifikasi, maupun menempuh pendidikan lanjutan. Akses terhadap media belajar semakin mudah didapat.

Urgensi ini semakin diperkuat dengan situasi terkini. Di dunia industri, mereka kesulitan mendapatkan sosok yang berkemampuan, khususnya di area soft skills. Ini terjadi di berbagai negara.

Di Selandia Baru, keterampilan kesiapan kerja merupakan isu penting, di mana komunikasi (83 persen), inisiatif (73 persen), kerja sama tim (66 persen) dan pemecahan masalah (66 persen) berada pada urutan teratas.

Bahkan, ada penurunan kemampuan literasi, di mana 44 persen pelamar kerja kurang di kemampuan ini.

Di Indonesia, hasil survei East Ventures 2022 mengatakan bahwa 52,1 persen perusahaan kesulitan mencari pekerja yang berkemampuan digital.

Di samping itu, menurut riset Amazon Web Services (AWS) dan Gallup 2022, hanya 27 persen masyarakat kita memiliki kemampuan digital.

Kondisi ini mencerminkan pentingnya mengembangkan kemampuan secara konsisten. Situasi yang terjadi saat ini menjadi peluang bagi kita untuk meningkatkan kemampuan, baik hard skill maupun soft skill.

Manusia muda Indonesia tidak boleh berhenti belajar. Berhenti belajar berarti berhenti berkembang dam siap- siap dengan pola hidup datar. Pemimpin saat ini, di manapun berada perlu mendorong semangat lifelong learning agar kita terus berkembang.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa lifelong learning adalah kenyataan, bukan narasi, sehingga penting supaya kita bisa membuat hidup kita lebih baik.

Dalam sudut pandang lain, Flint Brenton, CEO dari Syntellis Performance Solutions, perusahaan manajemen software, mengatakan bahwa human capital perlu berevolusi dengan mengadopsi mentalitas pembelajar seumur hidup untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas.

Dengan kita terus belajar, kita menjelma sebagai ahli dan orang yang dipercaya banyak orang. Manusia Indonesia, khususnya pemimpin masa depan, harus berkembang menjadi orang yang dipercaya.

Kepercayaan datang, kesempatan pun juga semakin luas untuk mengembangkan Indonesia.

Modal produktivitas

Dua aspek yang berkaitan dengan produktivitas adalah “organizational & entrepreneurial capital”. Hal ini mengungkap berbagai keterampilan yang bersifat teknis.

Adanya kemampuan anak muda sekarang untuk mengasah daya ciptanya untuk memproduksi karya yang bermanfaat dan menjadi solusi untuk banyak tantangan saat ini.

Mengembangkan keterampilan dalam proses membangun karya nyatanya tidak cukup. Kita perlu modal sosial yang kuat untuk berkontribusi dengan kemampuan kita dan menjadi aktor penggerak perubahan.

Banyak pemimpin hebat membangun jaringannya sendiri agar ia bisa berkolaborasi membuat perubahan dan lebih luas dampaknya.

Membuat perubahan tentunya membutuhkan kemampuan komunikasi yang sangat baik. Bagaimana kita menyampaikan niat kita dan mengajak banyak orang untuk bergerak.

Singkatnya, modal produktivitas adalah pengembangan kemampuan yang berkaitan dengan manusia atau human skills.

LinkedIn pun menegaskan kalau human dan social skills penting. Dalam Workplace Learning Report 2023, Linkedin menemukan kalau 3 dari 5 kemampuan yang dibutuhkan perusahaan merupakan human skills (manajemen, komunikasi, dan kepemimpinan).

Dengan kita menguasai tiga kemampuan tersebut, kita bisa berkolaborasi dan menggerakkan orang-orang untuk menginisiasi perubahan, baik itu dalam komunitas, yayasan, maupun perusahaan.

Para pemimpin kita perlu mendorong terciptanya banyak changemakers di masyarakat. Saat ini, sudah banyak anak muda yang telah berkontribusi nyata di masyarakat.

Sebut saja Andhyta Firselly Utami (Afu) dan Abigail Limuria, yang baru-baru ini menginisiasi pembuatan platform Bijak Memilih.

Bijak Memilih memungkinkan masyarakat mengetahui rekam jejak partai, posisi mereka terhadap suatu isu, berapa banyak perwakilannya di legislatif, dan masih banyak lagi.

Afu dan Abigail juga memiliki organisasi yang punya fokus berbeda. Afu mengedukasi banyak orang terkait kebijakan melalui Think Policy.

Abigail adalah co-founder dari What is Up Indonesia? (WIUI), yang aktif menginformasikan kondisi sosial-politik Indonesia dalam dua bahasa.

Sosok muda seperti mereka yang harus kita perbanyak jumlahnya. Indonesia akan semakin maju jika makin banyak inisiator atau penggerak yang berkeinginan membuat kehidupan jadi lebih baik.

Jika kita pikirkan lebih mendalam, sejarah bangsa kita adalah sejarah pergerakan, di mana banyak gerakan dan organisasi dengan fokus memerdekakan negara Indonesia.

Modal keberlanjutan (Sustainability)

Dua aspek yang berkaitan dengan produktivitas adalah “health & labor capital”. Modal ini merupakan fondasi yang menentukan apakah kita sebagai pemimpin sukses membangun manusia.

Pasalnya, hal yang paling penting ketika membangun human capital adalah soal keberlanjutannya.

Keberlanjutan (sustainability) di sini punya dua makna: bagaimana orang melihat kita dan bagaimana kita menguatkan integritas kita. Kita membutuhkan personal image.

Brand/personal image menjadi penting jika orang ingin melihat kita dan organisasi kita.

Sebagai ilustrasi, menurut survei dari Axios dan Harris Poll 2023 tentang reputasi brand, Patagonia, sebuah eco-friendly brand dari Amerika Serikat, menempati peringkat pertama. Ini menunjukkan bahwa Patagonia menjadi favorit banyak orang.

Personal branding sangat penting saat ini, aset yang perlu dioptimalkan untuk meningkatkan value seseorang, khususnya anak muda sebagai penghuni mayoritas dari bangsa ini.

Namun demikian, kita juga perlu menyeimbangkannya dengan konsistensi dalam bersikap. Misalnya kita orang yang peduli terhadap banyak orang, kita harus konsisten dengan sikap kita yang tidak membeda-bedakan orang lain berdasarkan SARA.

Terlebih, salah satu aspek yang orang-orang lihat dalam organisasi maupun personal adalah apakah mengedepankan keberagaman.

Nuansa keberagaman (inklusivitas) dalam masyarakat bisa kita buktikan dengan data ini. Menurut survei dari Katadata 2021, sebanyak 68,7 persen menyatakan keharusan mempertimbangkan keragaman budaya dalam membagikan informasi.

Kalau kita orang yang mengedepankan keberagaman, kita mempertimbangan dan mengikutsertakan banyak orang dengan berbagai latar belakang.

Contoh lain, misalnya, perusahaan kita peduli terhadap lingkungan. Kita perlu membuktikannya dengan menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).

Menurut data dari G&A Institute 2021, lebih dari 90P0 perusahaan S&P menerbitkan laporan ESG (tanggungjawab terhadap lingkungan, sosial dan manajamen yang transparan).

Persepsi orang-orang terhadap isu ESG semakin menguat sebagai konsekuensi dari peningkatan kepedulian di ini.

Menurut riset dari KG Media 2023, isu lingkungan menjadi isu yang mendapat skor paling tinggi, yakni 4,16. Disusul isu sosial (4,11) dan etika bisnis (4,07).

Sebab itu, branding (personal dan organisasi) bisa memberikan dampak jangka panjang. Dengan konsisten dalam bersikap, kita mendapatkan reputasi dan integritas yang baik.

Namun, kita tetap harus menjadi autentik, dalam artian bahwa kepedulian kita itu benar-benar berasal dari keinginan dan kepedulian kita terhadap khalayak banyak. Bukan hanya untuk kepentingan reputasi semata.

Empat modal ini, menurut saya, sangat penting dipraktikan oleh para insan muda usia produktif saat ini untuk membangun Indonesia Emas 2045.

Empat unsur modal di atas saling membutuhkan. Berkemampuan tetapi tidak berkarakter hanya akan berakhir stagnan. Karakter tanpa adanya peningkatan kemampuan yang signifikan juga tidak dapat melangkah jauh.

Para pemimpin kita bisa fokus membangun empat modal tersebut. Hal ini akan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas manusia masa kini dan masa depan.

Kita hanya punya waktu 22 tahun agar rakyat Indonesia berkualitas secara holistik. Dua puluh dua tahun bukanlah waktu yang lama.

Saya mengajak para pemimpin kita saat ini mulailah meningkatkan empat modal di atas secara holistik sejak dini. Hasilnya memang tidak instan, tidak bisa dilihat hanya dalam beberapa tahun.

Namun, saya kira, ketika kita konsisten meningkatkan empat modal ini, kita akan melihat buahnya, yaitu Indonesia yang menjelma menjadi salah satu negara adidaya dunia kurang dari 1 dekade dari sekarang.

https://money.kompas.com/read/2023/09/26/104010526/4-aspek-human-capital-leadership-untuk-generasi-produktif-indonesia-2045

Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke