Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Borong 612 Kereta dari INKA, KAI Pakai Dana Internal Rp 7 Triliun

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya menggelontorkan biaya sekitar Rp 7 triliun untuk memborong 612 kereta dari INKA.

"Jangan lupa, ini kita lagi pesan 612 kereta ke INKA ya. Ini terbesar sepanjang sejarah. Nilainya itu sekitar Rp 7 triliun," ujarnya acara disela Joyride Kereta Suite Class Compartement, Rabu (4/10/2023).

Didiek menjelaskan, sumber dana untuk memborong kereta buatan INKA ini seluruhnya berasal dari dana internal perusahaan.

"Internal kas KAI semuanya," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Niaga PT KAI Hadis Surya Palapa mengatakan, 612 unit kereta baru ini akan datang secara bertahap mulai tahun ini sampai 2027.

"Kita order di sana ada 612 unit kereta kita beli di INKA. Insya Allah secara bertahap mulai tahun ini juga, bulan ini juga sudah mulai berdatangan dan sampai dengan tahun 2026 dan 2027 akan hadir," ujarnya di Stasiun Pasarsenen, Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Selain memesan kereta baru, PT KAI juga merevitalisasi kereta-kereta ekonomi lama agar penumpang kereta ekonomi menjadi lebih nyaman.

Pasalnya, dia menilai kursi yang digunakan pada kereta ekonomi yang memiliki sandaran tegak tidak manusiawi untuk penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh.

Setidaknya ada 200 unit kereta ekonomi lama yang akan direvitalisasi dengan kereta ekonomi generasi baru dengan kursi yang lebih nyaman dan fitur-fitur yang yang mirip dengan kereta kelas eksekutif.

"Pelanggan yang melakukan perjalanan jarak jauh tapi dalam kondisi tegak lurus duduknya, kemudian menghadapnya kadang-kadang berhadapan seperti itu sehingga kenyamanannya sangat jauh dari, mohon maaf, manusiawi. Oleh sebab itu, satu persatu kereta api kami perbaiki," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2023/10/04/211200526/borong-612-kereta-dari-inka-kai-pakai-dana-internal-rp-7-triliun

Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke