Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Curhat ke Plt Mentan, Petani Mengaku Sulit Dapat Pupuk Subsidi hingga Alat Pertanian

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi memanen beras sebanyak 8 ton di Kabupaten Sukorhajo, Jawa Tengah, Selasa (24/10/2023).

Selain memanen, Arief yang juga didampingi oleh eselon I Kementerian Pertanian hingga managemen Pupuk Indonesia untuk mendengarkan keluhan para petani.

Wakit salah satu petani di Sukoharjo mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi, khususnya pupuk NPK. Sehingga diharapkan, pemerintah bisa membuat pupuk non subsidi namun dengan harga yang terjangkau.

"Keluhan pertama, kami berharap karena subsidi pupuk khusus NPK kita sangat kurang, saya mohon petani pupuk non subsidi disediakan dengan harganya terjangkau," ujarnya usai melakukan panen padi, Selasa (24/10/2023).

Kedua adalah masalah bibit. Wakit mengatakan, dirinya menjadi salah satu peserta dalam program Indeks Pertanaman (IP) 400 Kementan tahun 2022 yang lalu.

Indeks Pertanaman IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama, dengan tujuan meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan pangan, penghasilan petani meningkat dan sekaligus sebagai solusi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah.

Dia mengatakan, ketika mengikuti program itu, hasilnya yang didapatkan memang bagus, namun sayangnya hasil panennya tidak laku karena tidak sesuai dengan kebutuhan pasaar.

"Saya mohon dipikirkan, dibuat bibit yang laku di pasaran dan sesuai dengan lahan kami," katanya.

Ketiga, Wakit juga meminta agar pemerintah mau menyediakan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) untuk percepatan panen.

"Kami mohon untuk percepatan panen kami minta tower compy mereknya Bimo dan untuk percepatan proses pengolahan tanah, kami minta traktor roda 4," kata Wakit.

Terkait hal itu, Plt Mentan Arief Prasetyo mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan itu.

Dia pun meminta anak buahnya seperti Direktur Utama Pupuk Rahmad Pribadi hingga Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi memikirkan dan mencari solusinya.

"Direktur Utama (Dirut) Pupuk coba buat komposisi yang bagus, tapi memang susah sih pengennya bagus tapi murah, yah tapi itu tugasnya Pak Dirut," kata Arief.

"Kemudian Dirjen Tanaman Pangan, benih kalau benih jelek enggak usah dipakai. Cari yang bagus, hasilnya baik. Tapi ini nanti harus disesuiakan dengan kebutuhan pasar. Harus ketemeu apa yang diproduksi dengan kebutuhan masyarakat," sambungnya.

Sementara itu Direktur Utama Pupuk Rahmad Pribadi memastikan kepada petani apa yang menjadi kebutuhan mereka, apakah ingin mendapatkan pupuk yang subsidi atau ingin mendapatkan pupuk yang harganya sedikit lebih mahal tapi hasilnya makmur

"Saya tanya dulu tapi, pingin pupuk murah atau mahal sedikit tapi lebih makmur? Itu ada jawabannya," kata Rahmad.

Rahmad menjelaskan, apabila petani tetap ingin mendapatkan harga yang mahal sedikit namun hasilnya makmur, bisa mengikuti Program Makmur milik Pupuk Indonesia.

Lewat program itu, nantinya para petani akan mendapatkan tim pendampingan yang akan mendamlingi mulai dari penanaman hingga sampai panen.

"Semua kelompok yang melakukan Program Makmur langsung kita kirim orang untuk mendamlingi sampai panen. Di ambil sampel tanahnya, dites dan dikasih tahu perlunya pupuk seperti apa, tanamnya seperti apa dan pupuknya bagiamana yang mencukupi namanya," jelas Rahmad.

"Semua yang bergabung dalam Program Makmur itu naik rata-rata produktivitas panenya 30 persen. Itu petani mampu membeli pupuk di atas harga pupuk subsidi untuk mencukupi, hasilnya petani lebih sejahtera," sambung Rahmad.

https://money.kompas.com/read/2023/10/24/194000326/curhat-ke-plt-mentan-petani-mengaku-sulit-dapat-pupuk-subsidi-hingga-alat

Terkini Lainnya

BCA Syariah Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Simak Kualifikasinya

BCA Syariah Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
OJK Pantau Bank Muamalat karena Kekosongan Posisi Komisaris Utama

OJK Pantau Bank Muamalat karena Kekosongan Posisi Komisaris Utama

Whats New
Kisah Zialova Batik, dari Usaha Rumahan sampai Pasar Internasional

Kisah Zialova Batik, dari Usaha Rumahan sampai Pasar Internasional

Smartpreneur
Idul Adha 1445 H, PGN Bagikan 382 Hewan Kurban di Sekitar Wilayah Operasional

Idul Adha 1445 H, PGN Bagikan 382 Hewan Kurban di Sekitar Wilayah Operasional

Whats New
OJK Belum Terima Pengajuan Tertulis soal Akuisisi Hanwa Life atas NOBU Bank

OJK Belum Terima Pengajuan Tertulis soal Akuisisi Hanwa Life atas NOBU Bank

Whats New
Momen Berbagi Idul Adha 1445 H, Bank Mandiri Salurkan Daging Kurban ke Masyarakat

Momen Berbagi Idul Adha 1445 H, Bank Mandiri Salurkan Daging Kurban ke Masyarakat

Whats New
Sambut Idul Adha, BSI Salurkan 9.390 Hewan Potong ke Seluruh Indonesia

Sambut Idul Adha, BSI Salurkan 9.390 Hewan Potong ke Seluruh Indonesia

Whats New
Lelang Rumah Murah di Tangerang, Harga Mulai Rp 44,5 Juta

Lelang Rumah Murah di Tangerang, Harga Mulai Rp 44,5 Juta

Spend Smart
Merger AP I dan AP II Jalan Terus meski Diprotes Serikat Karyawan

Merger AP I dan AP II Jalan Terus meski Diprotes Serikat Karyawan

Whats New
PHK di Perusahaan Teknologi Dinilai untuk Sesuaikan dengan Strategi Bisnis

PHK di Perusahaan Teknologi Dinilai untuk Sesuaikan dengan Strategi Bisnis

Whats New
PLN Sediakan 1.470 SPKLU Saat Libur Idul Adha

PLN Sediakan 1.470 SPKLU Saat Libur Idul Adha

Whats New
Kata OJK soal Wacana Korban Judi 'Online' Jadi Penerima Bansos

Kata OJK soal Wacana Korban Judi "Online" Jadi Penerima Bansos

Whats New
Soal Merger MNC Bank dan Nobu Bank, OJK: Pemegang Saham Masih Negosiasi

Soal Merger MNC Bank dan Nobu Bank, OJK: Pemegang Saham Masih Negosiasi

Whats New
Serikat Buruh Dorong Investigasi Kecelakaan Kerja Smelter di Morowali

Serikat Buruh Dorong Investigasi Kecelakaan Kerja Smelter di Morowali

Whats New
Sri Mulyani hingga Erick Thohir, Menteri Ekonomi Jokowi Beri Pesan dan Doa di Momen Idul Adha

Sri Mulyani hingga Erick Thohir, Menteri Ekonomi Jokowi Beri Pesan dan Doa di Momen Idul Adha

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke