Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengawali Desember, IHSG dan Rupiah Tertekan

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (30/11/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.14 WIB, IHSG berada pada level 7.039,94 atau melemah 0,58 persen (40,7 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.080,74.

Sebanyak 175 saham melaju di zona hijau dan 239 saham di zona merah. Sedangkan 203 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,9 triliun dengan volume 3,6 miliar saham.

“IHSG ditutup di atas 7.058 dengan candle bullish pada hari Kamis yang mengisyaratkan peluang untuk melanjutkan penguatan menuju 7.174, apabila hari ini IHSG menembus ke atas resisten terdekat di 7.128,” ujar Ivan.

Bursa Asia pada awal perdagangan mayoritas pada teritori negatif. Nikkei melemah 0,1 persen (33 persen) pada level 33.453,8, Hang Seng Hong Kong turun 0,56 persen (94,6 poin) ke posisi 16.948,23, dan Shanghai Komposit di level 3.021,14 atau terkoreksi 0,28 persen (8,5 poin). Sementara itu, Strait Times menguat 0,42 persen (13 poin) pada posisi 3.086,05.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.13 WIB rupiah berada pada level Rp 15.529 per dollar AS, atau turun 19 poin (0,12 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.510 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, Peluang penguatan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini karena ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan. Survei CME FedWatch Tool memperlihatkan probabilitas pemangkasan yang lebih besar dibandingkan menahan suku bunga di bulan Mei 2024.

“Hari ini, Potensi penguatan ke arah Rp 15.450-Rp 15.430 per dollar AS dengan potensi resisten Rp 15.530 per dollar AS,” ujar Ariston kepada Kompas.com.


Data Core PCE Price Index yoy bulan Oktober menunjukkan kenaikan harga yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Ini mengindikasikan penurunan inflasi. Inflasi yang terus turun ini menjaga asa pelaku pasar soal pemangkasan suku bunga AS di pertengahan tahun depan.

Tapi di sisi lain, pertumbuhan ekonomi AS yang solid dimana PDB kuartal III-2023 tumbuh 5,2 persen, yang sedikit banyak mengurangi ekspektasi tersebut. Hal tersebut dan dibantu oleh data zona euro yang menunjukkan disinflasi, mungkin mendorong rebound dollar AS kemarin.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2023/12/01/094456326/mengawali-desember-ihsg-dan-rupiah-tertekan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke